DENPASAR, Lintasbali.com – Masalah sampah adalah masalah klasik yang dihadapi setiap pemerintah diseluruh Indonesia. Tidak terkecuali Bali pada umumnya dan Denpasar pada khususnya. Masalah sampah tidak akan tuntas jika tidak mendapatkan perhatian serius oleh pemegang kebijakan.
Mestinya dari zaman dulu kita sudah harus keluar dari masalah klasik Kota Denpasar yaitu persoalan sampah. Yang paling utama, bagaimana pemerintah mampu menyediakan fasilitas untuk pengolahan dan pengelolaan. Jangan sampai pemerintah hanya bisa memberikan saran kepada masyarakat untuk memilah sampah organik dan organik.
Hal tersebut dikatakan I Wayan Mariyana Wandhira, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar saat ditemui diruangan kerjanya di Kantor DPRD Kota Denpasar, Jalan Melati, Rabu (6/1/2021).
Menurutnya, pemerintah harus serius dalam mengelola lahan yang berlokasi di TPA Suwung – Pesanggaran dengan teknologi canggih. Masalah anggaran yang diperlukan masih bisa dihitung kalkulasinya oleh pemerintah.
Wandhira menambahkan, Kota Denpasar merupakan Kota kecil dengan segudang kompleksitas sampahnya. Prediksi peningkatan sampah di Kota Denpasar harusnya sudah dapat diprediksi. Hal tersebut dapat dilihat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar. Perkembangan penduduk Kota Denpasar selama sepuluh tahun kedepan harusnya sudah dapat di prediksi.
Dirinya juga menyampaikan, pemerintah jangan hanya sebagai simbol pemimpin saja. Melainkan harus mengetahui sejauh mana perkembangan penduduk dan penambahan pembangunan rumah tinggal. Dalam pembangunan satu rumah pasti akan berdampak pada sampah, kemacetan, pendidikan dan kesehatan.
“Keseriusan pemerintah. Itu kunci utamanya. Masalah dana kita kan punya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Namun, kita harus fokuskan selama setahun pada anggaran ini untuk masalah sampah. Masyarakat harus sadar dan jangan meminta ini-itu untuk pembangunan jika ingin masalah sampah ini terselesaikan,” jelas Wandhira, politisi Golkar asal Sanur Kauh Denpasar Selatan.
Pemerintah harusnya melakukan kajian-kajian untuk menyelesaikan masalah sampah ini. Kajiannya berdasarkan data. “Kajian ini harus melibatkan Universitas yang ada di Denpasar. Saya yakin mereka pasti memiliki teknologi untuk menganalisa permasalah sampah ini. Silahkan adu argumentasi dengan analisa bagaimana pengolahan sampah di Denpasar,” tambah Wandhira.
Universitas memiliki peran untuk daerahnya. Dengan beradu argumentasi dengan analisa ini sekaligus bisa kita lihat keilmuan dan akademis setiap Universitas di Denpasar. Akan ada presentasi mengenai masalah sampah ini.
“Bisa dibuatkan sayembara. Jika presentasinya bagus dan cocok untuk digunakan, mereka harus tanggungjawab sesuai keilmuannya dan pemerintah siap dukung dengan anggaran. Harus ada keseriusan dan keahlian dalam bidang itu,” pungkasnya. (AR)