DENPASAR, lintasbali.com – Saat ini teknologi GeNose sudah ada di Indonesia. GeNose adalah salah satu puncak inovasi dan kreativitas para peneliti dibidang kesehatan khususnya dalam menanggulangi wabah COVID-19. Hal tersebut sangat perlu diapresiasi karena diciptakan oleh talenta Indonesia dan berasal dari institusi akademis.
Teknologi GeNose ini menunjukkan bahwa institusi akademis sudah melalukan core function sebagai institusi penelitian dan seyogyanya fungsi itu yang dikembangkan dan didorong ke depannya.
Demikian disampaikan I Nyoman Astama, SE., MM.,. CHA, Managing Director Pasific Holidays DMC saat dimintai tanggapannya melalui jawaban WhatsApp di Denpasar, Minggu (31/1/2021). Dirinya sangat bangga dengan team peneliti UGM yang dibantu pendanaan dari BIN dan Menristek melalukan kolaborasi positif sehingga tercipta alat pendeteksi virus corona bernama GeNose C19.
Terlebih lagi keakuratan hasil deteksi alat ini mencapai 90-97%, tidak kalah dengan hasil dari alat swab PCR. Teknologi GeNose merupakan suatu terobosan dan inovasi dalam bidang kesehatan masyarakat pada masa pandemi seperti sekarang yang sangat dibutuhkan.
“Kita harapkan Universitas-Universitas lainnya di Indonesia berlomba-lomba melakukan penelitian yang berguna bagi keselamatan orang banyak. Dengan adanya GeNose C19 tentu akan mempercepat program 3T penerintah dalam 2-3 menit hasilnya sudah diketahui ketika melakukan Testing,” kata Astama yang saat ini menjabat sebagai Perwakilan KADIN Ukraina di Bali.
Harga testing yang sangat terjangkau antara Rp15.000-25.000 jauh sangat berpihak kepada masyarakat. Proses pengambilan sampel juga jauh sangat nyaman dibandingkan dengan metode swab.
Dengan adanya alat pendeteksi ini, Indonesia bisa memberikan sesuatu legacy bagi kesehatan masyarakat dunia. Harapan kita bahwa dengan beberapa penemuan dan inovasi anak bangsa serta program vaksinasi nasional utk COVID, pemerintah bisa lebih yakin dan percaya diri dalam menerapkan program MPAC, Masyrakat Produktif Aman COVID. Sehingga keinginan “berdamai” dengan COVID benar-benar terlaksana.
“Semoga masyarakat tetap bisa beraktivitas dan melakukan kegiatan ekonomi dengan menerapkan protokol kesehatan 3M dengan disiplin dan pemerintah melakukan pengawasan penerapannya dengan konsisten,” pungkas Astama. (AS)