News Pendidikan Profil

Mahasiswa Internasional Pertama Raih Doktor Pariwisata Universitas Udayana

DENPASAR, lintasbali.com – Universitas Udayana – Bali kembali melahirkan Doktor Program Studi Pariwisata sekaligus menjadi mahasiswa internasional pertama yang lulus Program Doktor (S3).

Adalah Jorg Martin Krummeck, mahasiswa asal Jerman yang mulai kuliah pada Program Doktor Pariwisata Universitas Udayana sejak tahun 2015 lalu. Ia berhasil menjalani ujian terbuka yang dilaksanakan secara online dan resmi mendapat gelar Doktor Pariwisata dari Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Rabu (17/2/2021).

Jorg Martin Krummeck, Dipl.BW., MBA, mahasiswa internasional pertama yang meraih gelar Doktor di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali

Bertindak sebagai Dosen Penguji Undangan Akademik Ujian Akhir Tahap II (Terbuka) yaitu Dr. Putu Sucita Yanthy, SS., M.Par, Dr. Ni Putu Ratna Sari, SST.Par., M.Par dan Dr. Yohanes Kristianto, S.Pd., M.Par.

Martin Krummeck yang tinggal di Jalan Padang Kartika sebelumnya sudah berhasil meraih gelar Strata Satu setara Sarjana di University of Applied Science di Kota Mainz Jerman dengan gelar Dipl.BW dari tahun 1995-1999. Sedangkan gelar MBA, berhasil di dapatkan selama tahun 2000-2001 di Harvard of School Business Administration di Kota Dan Francisco USA dan di Guildhall University di Kota London Inggris.

Martin Krummeck pertama kali datang ke Bali pada tahun 2000 dan pernah bekerja di Kamar Dagang Indonesia dan Industri Jerman-Indonesia di Jakarta selama beberapa tahun lalu.

Jorg Martin Krummeck saat bersama Made Dimohon Manager Operasional DTW Sangeh

“Sejak pertama kali datang ke Bali, saya telah terpesona oleh keindahan alam pulau ini dan orang-orangnya yang ramah dan ramah. Saya beruntung bisa bekerja di Indonesia selama beberapa tahun, mengamati tantangan yang dihadapi negara sebesar ini tetapi juga melihat peluang dan potensi yang dimiliki Indonesia di antara negara-negara ASEAN,” kata Martin Krummeck.

BACA JUGA:  Mahasiswa UKM Renang Universitas Udayana Sabet Medali Perak dan Perunggu Ajang Indonesia Open Aquatic Championship

Karena kecintaannya dengan pulau Bali dan keterkaitan dengan Universitas Udayana, ia akhirnya memutuskan untuk kuliah mengambil Program Studi Doktor Pariwisata pada tahun 2015.

Penelitian (disertasi) Martin Krummeck terinspirasi dengan menyaksikan perkembangan dan pertumbuhan Bali yang menjadi tujuan pariwisata terkenal di dunia dan telah dikunjungi jutaan orang wisatawan selama bertahun-tahun.

“Kita tidak dapat menyangkal manfaat positif yang dibawa pariwisata ke pulau ini: lapangan kerja dapat diciptakan, ekonomi tumbuh, infrastruktur meningkat, dan banyak lagi. Namun, lonjakan industri pariwisata juga berdampak pada harga bagi Bali dan masyarakatnya,” lanjut Martin.

Jorg Martin Krummeck saat melaksanakan penelitian di Monkey Forest Ubud

Apalagi dampak negatifnya terhadap lingkungan tidak bisa diabaikan dan terlihat dimana-mana. Tetapi juga pengaruh terhadap budaya dan tradisi merupakan ancaman dan mungkin mengubah pulau secara signifikan.

“Oleh karena itu, penelitian saya berfokus pada pariwisata berkelanjutan, khususnya ekowisata dan pengetahuan serta niat wisatawan untuk berpartisipasi dalam ekowisata. Saya juga melakukan benchmarking ekowisata pertama di 22 destinasi di Bali untuk memperjelas destinasi wisata berbasis alam mana yang memenuhi Standar Ekowisata ASEAN,” papar Martin.

Hasil penelitian Martin Krummeck mengungkapkan bahwa Bali berpotensi untuk diakui dunia sebagai destinasi ekowisata yang luar biasa. Permintaan akan ekowisata dari wisatawan, seperti Generasi Z – sebagai kelompok pelanggan yang paling peduli lingkungan – tumbuh.

“Namun sebagian besar destinasi wisata alam di Bali belum memanfaatkan potensinya. Sampai sekarang Bali hanya memiliki dua tujuan ekowisata yang sangat bagus menurut Standar Ekowisata ASEAN yaitu Monkey Forest Ubud dan Jatiluwih Tabanan,” jelas Martin.

Apalagi destinasi yang paling potensial, seperti Batur Global Geopark, Mangrove Forest Conservation Denpasar dan Taman Nasional Bali Barat masih banyak yang perlu dibenahi hingga bisa dikenali sebagai destinasi ekowisata unggulan.

BACA JUGA:  LP3M Universitas Udayana (Unud) Gelar Penyusunan Instrumen Audit Mutu Internal Berbasis Risiko

Martin Krummeck menambahkan pemerintah harus mengembangkan konsep visi dan misi pariwisata berkelanjutan untuk Bali, termasuk ekowisata. Destinasi potensial perlu ditingkatkan agar diakui sebagai destinasi ekowisata paling luar biasa di Bali.

Dengan upaya bersama publik dan swasta serta pendekatan yang tepat, Bali memiliki peluang untuk mengembangkan industri pariwisata yang lebih berkelanjutan. Pasca Pandemi Corona, “New Normal” dengan fokus pada ekowisata bisa menjadi peluang pariwisata berkualitas jangka panjang di Bali.

“Dengan temuan dan rekomendasi penelitian ini, saya berharap dapat berkontribusi pada pembangunan pariwisata yang lebih berkelanjutan di Bali. Dan saya sangat berharap pulau Bali yang indah ini dapat dilindungi untuk generasi mendatang,” pungkas Martin Krummeck. (AR)

Post ADS 1