News Seputar Bali

Segera Tuntaskan Sertifikasi CHSE Tempat Usaha Pariwisata dan Non Pariwisata

MANGUPURA, lintasbali.com – Menuju re-opening destinasi wisata Bali untuk wisatawan mancanegara merupakan pertaruhan besar bagi industri pariwisata Bali dan Indonesia dalam membangun international public trust bahwa Bali sebagai destinasi favorit dan popular di dunia sangat serius dalam menciptakan destinasi yang nyaman dan aman bagi wisatawan.

Hal tersebut disampaikan oleh Dr.(C) I Made Ramia Adnyana, SE.,MM.,CHA, Ketua DPD MASATA Bali dalam diskusi kecil pengurus inti DPD MASATA Bali, Minggu (25/6/2021) di Tuban, Badung, Bali. Dirinya juga menyerukan pentingnya stakeholder di luar kepariwisataan dalam mendukung kesiapan pembukaan kembali destinasi pada Juli mendatang.

Ramia Adnyana-kiri, Ketut Swabawa-tengah dan Nyoman Astama-kanan

“Destinasi itu kan elemennya banyak dan variatif bukan saja industri pariwisata, tapi ada masyarakat, perkantoran, perdagangan, pendidikan, transportasi dan lainnya. Jadi semua mesti memiliki semangat yang sama mensukseskan pembukaan destinasi nanti, jangan sampai gagal atau batal akibat lengah dalam menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Ramia Adnyana yang juga Wakil Ketua Umum DPP IHGMA.

Ramia Adnyana lebih lanjut menyampaikan, Program vaksin mesti tetap harus diprioritaskan bagi para pekerja pariwisata dan penduduk di kawasan daerah pariwisata agar segera terbentuk herd immunity dan aman bagi wisatawan baik mancanegara maupun domestik ketika berkunjung ke destinasi.

Hal lain juga disampikan I Ketut Swabawa, CHA, Sekretaris DPD MASATA Bali, menyangkut Program sertifikasi CHSE juga menjadi sorotan, bahwa jangan sampai terlupakan dan tidak berlanjut lagi.

Tahap pertama pada Oktober-Desember 2020 lalu baru menyasar beberapa tempat usaha dan sampai sekarang belum dimulai lagi. Dirinya mengusulkan jika bisa di 3 zona green zone yang akam dibuka bagi wisman itu harus digarap segera agar mencapai 100% CHSE certified.

BACA JUGA:  "Nunggil Rasa Anunggal Rah" Sambut HUT MGPSSR dengan Kunjungan Sosial

Termasuk usaha menengah ke bawah dan sektor usaha di luar kepariwisataan juga seperti toko dan mini market, SPBU, sekolah/kampus, pasar tradisional, kendaraan angkutan umum, dan lainnya.

“Bahkan mesti dicek juga daerah tujuan wisata dan desa wisata juga masih ada yang belum tersertifikasi. Ini mesti diatensi karena sertifikasi bukan hanya tentang bukti pisik penerapan 3M namun ada sistem tata kelola, satgas di tempat usaha, rekayasa mitigasi dan lainnya. Jadi sebaiknya sertifikasi digencarkan lagi menyasar tempat usaha yang belum disentuh hingga menuju Juli nanti,” kata Ketut Swabawa.

Sementara I Nyoman Astama, SE,.MM,.CHA yang tampak hadir pula menyampaikan pentingnya mulai saat ini untuk memberitakan hal-hal positif terkait kesiapan destinasi ke depannya. Publisitas harus berimbang dan menunjukkan optimisme seluruh elemen demi terwujudnya harapan bersama.

“Penggunaan media sosial harus semakin bijak, mari kita beritakan keindahan dan keunikan alam dan budaya Bali sehingga mampu menguatkan minat wisatawan akan kerinduannya pada Bali. Sehingga jika border telah dibuka, mereka tetap memilih Bali sebagai destinasi primadona yang tak pernah terlupakan,” kata Astama.

Astama yang juga Konsul Kehormatan Republik Ukraina di Bali sangat yakin bahwa wisman masih banyak yang ingin datang ke Bali, apalagi kita mampu menunjukkan bahwa Bali memang aman untuk dikunjungi dengan protokol kesehatan yang ketat. (SW)

Post ADS 1