MANGUPURA, lintasbali.com – Dalam memeringati Hari Kebangkitan Nasional tahun 2021, Universitas Dhyana Pura bekerjasama dengan Universitas Kristen Wira Wacana (Unkriswina) menggelar Seminar Nasional dengan tema “Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Adat Sebagai Strategi Dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi Nasional” yang dibuka oleh Rektor Universitas Kristen Wira Wacana (Unkriswina), Dr. Maklon F. Killa, S.E. M.Si, Kamis (20/5/2021).
Seminar Nasional ini menghadirkan Keynote speaker Sabar AS., S. Ag., M.Hum Wakil Bupati Pesaman, Sumatra Barat. Ada beberapa Narasumber lain yang ikut serta antara lain Dr. I Wayan Ruspendi Junaedi, SE., M.A., (Universitas Dhyana Pura), Dr. Dermawan Waruwu, M.Si (Universitas Dhyana Pura), Dr. Arzul Jamaan, M.Hum (Ketua Paguyuban Nagari di Padang Panjang), Siti Suryani, SE., MSA (Unkriswina), Dr. Endut Ahadiat, M.Hum (Universitas Bung Hatta) dan Ichsan, S.Sn., M.Sn (ITB STIKOM Bali), beber Ruspendi.
Acara Seminar Nasional diawali dengan Doa oleh Adrianus Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unkriswina, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pembawa acara adalah Rambu Santi, S.H., M.H Kaprodi Hukum Unkriswina Sumba, sedangkan moderator acara yang memandu jalannya seminar adalah Umbu Ho Ara, SE., M.Si (Unkriswina), sekaligus WR 3 Unkriswina Sumba.
Dr. I Wayan Ruspendi Junaedi, SE., MA, salah satu Narasumber dari Universitas Dhyana Pura dalam presentasinya menyampaikan tanggungjawab utama dalam program pembangunan adalah masyarakat yang berdaya atau memiliki daya, kekuatan atau kemampuan.
Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi, kelembagaan dan kekuatan intelektual serta komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan.
Keberdayaan masyarakat dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan. Sasarannya adalah mereka yang lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau kemampuan mengakses sumber daya produktif atau masyarakat yang terpinggirkan dalam pembangunan.
Menurut Ruspendi, tujuan akhirnya adalah untuk memandirikan warga masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya.
Dapat disimpulkan pada hakekatnya pemberdayaan adalah suatu proses dan upaya untuk memperoleh atau memberikan daya, kemampuan atau kekuatan kepada individu dan masyarakat lemah agar dapat mengidentifikasi, menganalisis, menetapkan kebutuhan, dan potensi serta masalah yang dihadapi dan sekaligus memilih alternatif pemecahannya dengan mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang dimiliki secara mandiri.
“Kondisi inilah yang perlu dipahami dan dijadikan salah satu pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan perencanaan penyusunan program, agar setiap kebijakan dan program yang diambil tetap memperhatikan kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat,” papar Ruspendi.
“Webinar Nasional ini berlangsung atas dukungan Kemdikbud-ristek yang telah mendanai penelitian terapan kami,” tandas Ketua Tim Peneliti Dr I Wayan Ruspendi Junaedi.
Acara diakhiri dengan tanya jawab dan antusias peserta sungguh luar biasa. Akhirnya dilakukan foto bersama, dan pengisian presensi kehadiran sebagai tanda kehadiran dan penghargaan dalam bentuk Sertifikat,” pungkas Ruspendi. (AR)