DENPASAR, lintasbali.com – Pulau dewata Bali sebagai destinasi wisata berpotensi menjadi pusat industri fashion. Berbagai kegiatan fashion pernah digelar di Bali, baik berkelas nasional maupun dunia. Terlebih Bali memiliki kain yang khas dan ikonik, seperti endek dan tenun Bali khas Sidemen maupun tenun Tenganan Pegringsingan
Ni Wayan Ria Mariani atau yang akrab disapa Rhea Cempaka salah satu desainer Denpasar yang memiliki hoby membuat pakaian kebaya yang juga sebagai Ketua Asosiasi Bordir Endek dan Songket (ASBEST) Kota Denpasar. Saat ini telah mampu membranding diri mengangkat Endek sebagai tenun ikat Bali yang mampu merambah hingga Internasional.
Owner dari Rhea Cempaka butik ini menyampaikan, sebagai seorang desainer tidak terlepas dari ruang yang terus diberikan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Denpasar, hingga binaan dari Pemerintah Provinsi Bali dan juga BUMN yang ada. Berangkat dari sini, dan terus mengasah diri dalam kegiatan kreatif mencoba mengangkat Endek sebagai pakaian jadi.
“Kain Endek hanya dikenal kalangan tertentu saja, sehingga melihat peluang ini. Saya mencoba menjadikan kain Endek sebagai bahan dasar pakaian formal, casual, dan bebas,” kata Ketua Asosiasi Bordir Endek dan Songket (ASBEST) Kota Denpasar, saat ditemui Selasa, 14 Nopember 2023.
Binaan yang terus diberikan pemerintah dan Dekranasda yang terus mendorong para perajin menciptakan pakaian jadi berbahan Endek yang dapat dipergunakan seluruh kalangan.
“Gelaran fashion di Kota Denpasar, langkah ini terus digalakkan, dan kami sebagai desainer menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk menjadikan ciri khas kami dalam mengangkat Endek itu sendiri. Peluang dan kesempatan terus diberikan hingga mengangkat Endek Denpasar membawanya di tingkat Nasional dan Internasional,” paparnya.
Kain tenun Bali ini memiliki tingkat bahan yang perlu dipelajari karena memiliki tekstur berbeda dari kain yang ada. Terlebih saat ini tantangan kain tenun yang sudah mulai dijiplak, namun tenun Endek tetap memiliki pesona tersendiri.
“Kita menyadari saat ini Endek bisa diserasikan yang tetap melihat motif dari Endek yang juga dapat digunakan disegala usia,” ujarnya.
Pada saat ini, lanjut Rhea menjadi tantangan tersendiri bagi kita sebagai perajin untuk tetap dapat eksis. Seperti salah satu kendalanya adalah masalah pemasaran, sehingga dengan adanya berbagai perlombaan memancing kreativitas perajin Denpasar bersama ASBEST yang sangat didukung Pemkot Denpasar serta Dekranasda. Seperti lomba busana adat, sekolah, pakaian kantor, hingga pakaian santai. Kendati nilai mata uang rupiah mengalami fluktuasi terhadap dollar, namun hal tersebut tidak terlalu berdampak significant, karena bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku lokal, sehingga tidak terlalu berpengaruh, imbuhnya. (Rls)