Lintasbali.com – Perkembangan kebutuhan jumlah SDM pada industri pariwisata dunia, termasuk di Bali terus meningkat. Kompetensi SDM pariwisata yang dibutuhkan pada industri inipun terus meningkat. Saat ini dapat dilihat begitu banyak perubahan yang terjadi pada industri yang berbasis jasa ini, misalnya: penggunaan teknologi dalam berbagai kebutuhan, berubahnya tren wisatawan, bermunculannya berbagai hal baru yang dibutuhkan wisatawan, serta perubahan-perubahan lainnya yang terus bermunculan.
Perubahan-perubahan tersebut tentunya berdampak kepada perubahan kompetensi dari SDM yang dibutuhkan. Dengan adanya perubahan tersebut, sudah siapkah lembaga pendidikan pariwisata merespon kebutuhan kompetensi calon tenaga kerja pada sektor ini?.
Perkembangan dunia kerja (industri pariwisata) selalu berada didepan mendahului dunia Pendidikan. Dunia Pendidikan akan berada satu langkah di belakang dunia kerja. Kesenjangan kompetensi antara lulusan dunia pendidikan pariwisata dan kebutuhan dunia kerja akan semakin jelas nampak di depan mata jika lembaga pendidikan tidak merespon perubahan ini dengan cepat pula.
Untuk itu, dibutuhkan “link and match” antara kompetensi yang diajarkan di dunia pendidikan dengan kebutuhan industri pariwisata terkini. “Link and match” dapat dimaknai sebagai sebuah upaya untuk mengaitkan dan menyelaraskan apa yang diajarkan di dunia Pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.
Dalam rangka mewujudkan “link and match” antara dunia pendidikan dan industri dibutuhkan berbagai upaya yang serius. Untuk menjalankan program ini, pihak lembaga Pendidikan pariwisata dan usaha pariwisata (industri) harus bertemu dan bergerak bersama. Inovasi dan kreasi program yang mendukung pembelajaran harus dilakukan.
Beberapa program yang dapat dilakukan seperti: (1) melakukan studi pelacakan lulusan. Dari studi ini akan didapat informasi kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan di dunia pariwisata terkini dari para lulusan yang sudah bekerja, (2) menyesuaikan materi ajar sesuai dengan kebutuhan kompetensi SDM pariwisata terkini, (3) menjalin kerjasama dengan berbagai usaha pariwisata (industri) untuk melakukan evaluasi kurikulum, (4) menugaskan para dosen untuk melakukan observasi, research, benchmarking ke industri, serta program inovatif lainnya.
Sedangkan bentuk dukungan dari usaha pariwisata dapat berupa: (1) menerima mahasiswa pariwisata untuk melakukan magang, (2) praktisi mengajar di kampus sebagai dosen tamu/narasumber, (3) praktisi memberikan masukan terhadap materi pembelajaran, serta kegiatan lainnya. Bertemunya antara pengajar dan praktisi/pelaku sangat dibutuhkan untuk membangun keselarasan kebutuhan pengajaran dan kebutuhan dunia kerja. Hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan “link and match” ini adalah adanya konsep “win – win” atau saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dan dunia usaha pariwisata.
“Link and Match” materi pembelajaran di lembaga pendidikan dan kebutuhan kompetensi di dunia kerja (industri pariwisata) adalah sebuah kebutuhan. Melalui kerjasama dunia pendidikan dan usaha pariwisata dalam mewujudkan “link and match”, maka lembaga pendidikan akan dapat melahirkan lulusannya yang kompeten dan professional yang siap digunakan oleh industri pariwisata di Bali. Dengan tersedianya tenaga kerja pariwisata kompeten diharapkan akan membantu terwujudnya SDM pariwisata Bali yang unggul.
Ditulis oleh : Made Arya Astina
(Dosen STPBI, Pengurus Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia, Master Asesor BNSP)