MANGUPURA, lintasbali.com – Isu keamanan merupakan hal yang sangat rentan bagi industri pariwisata, termasuk pada destinasi pariwisata dan juga di tempat usaha kepariwisataan. Hal tersebut dibahas dalam acara Diskusi Pariwisata (DisPar) edisi perdana yang diselenggarakan oleh DPD Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI) Bali, Jumat, 26 Juli 2024 di Brits Hotel Legian.
Tampil sebagai narasumber pada diskusi yang berjalan santai penuh keakraban tersebut adalah I Nyoman Astama, SE.,MM.,CHA (Konsul Kehormatan Republik Ukraina di Bali sekaligus Dewan Pertimbangan AHLI) yang membawakan materi Tourist Behaviour Changes and Anticipation.
Sedangkan narasumber lainnya adalah AKBP Fahmi, A.Md.Par.,SH.,M.Par (Kasubdit Wisata Ditpamobvit Polda Bali) dengan pembahasan upaya Polda Bali dalam menciptakan keamanan tempat wisata serta sistem koordinasi dengan stakeholder kepariwisataan.
Dalam pembukaan diskusi tersebut Ketua Umum DPP AHLI, Ketut Swabawa secara singkat menyampaikan apresiasi kepada DPD AHLI Bali yang telah menyelenggarakan kegiatan sharing session untuk member AHLI.
“Isu-isu terkini perlu diangkat untuk menambah wawasan kita semua, edisi berikutnya agar tetap konsisten terselenggara dengan topik menarik dan bermanfaat,” kata Swabawa.
Narasumber pertama yang menyajikan materi adalah Nyoman Astama menjelaskan perilaku wisatawan mengalami shifting pada aspek behavior. Kemajuan teknologi dan pengaruh gaya hidup pasca pandemi COVID-19 lalu menjadi pemicu utamanya.
Disarankan pelaku usaha pariwisata menyesuaikan strateginya melalui optimalisasi aspek Pencegahan-Pengawasan-Penindakan keamanan menjadi marketing tools sebagai jaminan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan.
“Respon kita harus tetap positif, jangan mengeluh atau menyalahkan berlebihan. Antisipasi harus semakin ditingkatkan dan inovatif. Ini dapat menguatkan Strategi PDB (positioning, differention, branding) maupun adaptasi 4Ps marketing mix,” kata Astama yang juga Managing Director Pacific Holidays DMC.
Pada pembahasan upaya POLDA Bali untuk menciptakan keamanan di sektor pariwisata, AKBP Fahmi menyampaikan bahwa digitalisasi juga ditempuh untuk mengakselerasi pelayanan kepada masyarakat dan wisatawan.
“Selain call center 110 kami juga memiliki TAC (Tourist Assistance Center) dan FCC (Foreigners Community Club). Jadi jika rekan-rekan membutuhkan bantuan keamanan atau melaporkan gangguan keamanan dan kejadian tindakan kriminal dapat melalui kontak tersebut,” kata AKBP Fahmi yang telah 19 tahun lebih bertugas pada Polisi Pariwisata.
Ditambahkannya pula bahwa Bali sebagai jendela pariwisata global harus kita jaga bersama-sama keamanannya.
Menurut Penny Claudine (Ketua DPD AHLI Bali), pihaknya bersama pengurus tengah menggarap program yang berdampak pada destinasi.
“Jadi AHLI bukan hanya untuk internal saja, kami juga ingin destinasi kita ini diperhatikan. Minggu depan kami juga akan menggelar kegiatan untuk membina para ojek online tentang pelayanan prima dan sadar wisata. Sebelumnya kami telah selenggarakan bersama Grab Car di Disparda Bali dan berikutnya ini bersama GoCar dan Disparda Badung. Termasuk topik keamanan di diskusi pariwisata ini adalah untuk destinasi kita juga,” kata Owner Representative Brits Hotel Legian dan Brits Hotel Lovina itu. (Red/Rls).