Business

Bank Indonesia Fokus Digitalisasi, Pariwisata dan Pertumbuhan Ekonomi

SEMARAPURA, lintasbali.com – Dalam upaya memperkuat komunikasi kebijakan untuk mendukung kredibilitas dan transparansi Bank Indonesia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Ngeraos Sareng Media x Media Gathering” pada Kamis, 12 September 2024.

Kegiatan Ngeraos Sareng Media x Media Gathering menghadirkan Erwin Soeradimadja, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dan Prof. Dr. Dahlan Iskan selaku Founder Harian Disway dan mantan Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Melalui kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih baik kepada Sobat Media Bl Bali terkait peran dan kebijakan Bank Indonesia yang sangat penting di dalam perekonomian bangsa, termasuk peran yang semakin meningkat di era digital dan untuk kontribusi bagi Indonesia Maju.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeradimadja dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan hari ini diharapkan mampu memberikan ilmu dan pengalaman guna memperkuat peranan media dalam publikasi pemberitaan seputar kegiatan Bank Indonesia Provinsi Bali.

Erwin Soeradimadja mengatakan ada tiga poin penting yang dibahas yaitu Pertumbuhan Ekonomi, Pariwisata dan Digitalisasi. Erwin mengatakan pertumbuhan ekonomi di Bali saat ini mencapai 5,36 diatas nasional.

“Kita perlu pikirkan untuk menciptakan bagaimana driver ekonomi Bali dengan cara mendorong pertanian, hortikultura, perikanan yang sampai saat ini erlu digarap serius. Salah satunya Nusa Lembongan yang memiliki potensi besar seperti rumput laut sebagai pendorong sektor pariwisata di Bali.

Lebih lanjut dikatakannya, Bali merupakan Island of God dengan jumlah wisatawan yang datang ke Bali hingga saat ini mencapai 6,4 juta orang. “Pertumbuhan pariwisata setelah pandemi sudah meningkat. Disinilah BI terus mendorong kegiatan pariwisata lebih meningkat menuju Quality Tourism,” kata Erwin.

Tidak hanya Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata, Bank Indonesia juga secara konsisten menerapkan Digitalisasi di Setiap Kabupaten/Kota di Bali yaitu dengan menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).

BACA JUGA:  Gusde House and Villas Hadirkan Konsep Akomodasi Ubud yang Otentik

“PR kita sekarang bagaimana mindset digital di Bali dikembangkan dan bisa merambah ke pelosok daerah lain di Provinsi Bali. Dan kami berencana mengembangkan Digital Island Nusa Penida, mengenalkan kekuatan sebuah pulau dengan digitalisasi,” pungkasnya Erwin.

Sementara itu Advisor BI Bali Butet Linda H. Pandjaitan menyampaikan, penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS di Bali menunjukkan tren peningkatan. Walau begitu, BI tidak menutup mata dan segera mencari solusi terhadap kendala-kendala pengembangan digitalisasi khususnya pemanfaatan QRIS di Pulau Dewata.

Kendala lainnya, terkait infrastruktur atau jaringan ketika akan bertransaksi menggunakan QRIS, sinyal malah tidak ada. Dengan begitu, warga tidak bisa melakukan transaksi. Satu lagi, pengguna QRIS yang sudah berumur berisiko salah tulis jumlah saat bertransaksi dengan QRIS.

Terhadap hal ini, Butet Linda H. Pandjaitan tak menampiknya. Karena itu, BI Provinsi Bali akan berupaya terus mengembangkan jumlah merchant QRIS di setiap kabupaten/kota di Bali. “Kami akan fokus mengembangkan merchant di tiga kabupaten yakni Jembrana, Klungkung dan Buleleng,” tegasnya.

Selain merchant, pihaknya juga berupaya maksimal untuk mengembangkan pengguna QRIS. Saat ini, pengguna QRIS baru mencapai 1 juta dengan 850.000 merchant. “Kami berharap hingga akhir tahun ini, jumlahnya bisa meningkat,” tegasnya.

Ditempat yang sama, I Gusti Agung Diah Utari, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyampaikan Perekonomian Global tahun 2024 akan sedikit melambat dibandingkan tahun 2023 akibat pertumbuhan ekonomi di AS karena penurunan permintaan domestik.

Bank Indonesia memprakirakan ekonomi global tumbuh mencapai 3,2% pada 2024, dengan kecenderungan melambat. Pertumbuhan ekonomi AS diprakirakan mulai melambat pada semester II 2024 seiring penurunan permintaan domestik. Sementara itu ekonomi Tiongkok belum kuat dan ekonomi Eropa terus membaik.

BACA JUGA:  Webinar Undiknas Inovasi & Digitalisasi: Solusi Kebangkitan Ekonomi

Perlambatan ekonomi AS juga berdampak pada meningkatnya pengangguran dan menurunnya inflasi yang lebih cepat ke arah sasaran inflasi jangka panjang sebesar 2%. Kuatnya ekspektasi penurunan FFR yang lebih cepat dan besar dari prakiraan menyebabkan penurunan yield US treasury tenor 2 dan 10 tahun.

Ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda dengan risiko yang masih tinggi. Ekspektasi penurunan FFR menyebabkan pelemahan dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia.

Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia tanggal 20-21 Agustus2024, ditetapkan 3 (tiga) fokus kebijakan utama serta upaya yang dilakukan untuk memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Diah Utari menyampaikan ada tujuh upaya memperkuat bauran kebijakan, antara lain:

1. Penguatan strategi operasi moneter pro-market untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter, melalui: Menjaga struktur suku bunga pasar uang Rupiah untuk menjaga daya tarik imbal hasil dan capital inflow dan Optimalisasi SRBI, SVBI, dan SUVBI; 2. Penguatan strategi stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas; 3. Penguatan sinergi transaksi ferm-repo SBN dan swap valas yang kompetitif; 4. Penguatan publikasi asesmen transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK); 5.Pelaksanaan BSPI 2030 yg berfokus pd aspek pengembangan infrastruktur & konsolidasi struktur industri; 6. Peningkatan akseptansi digital mil perluasan QRIS dan KKI dengan Pemerintah; 7. Perluasan kerja sama keuangan internasional dan di area kebanksentralan. (Red/LB).

Post ADS 1