Lintasbali.com, Denpasar – Serangkaian memeriahkan HUT Kota Denpasar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana bersama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI menggelar Seminar Nasional Bahasa Ibu (SNBI) Ke-12 dan Lokakarya Pelestarian Bahasa Ibu (LPBI) Ke-2 di Aula Widya Sabha Mandala Prof. Ida Bagus Mantra, Kampus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana pada Kamis (6/2).
Hadir pada kesempatan tersebut Sekda Kota Denpasar, AAN. Rai Iswara bersama Rektor Universitas Udayana, A.A Raka Sudewi serta Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaaan Bahasa Kemendikbud RI, Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum.
Sekda Kota Denpasar, AAN. Rai Iswara mengatakan pelaksanaan Seminar Nasioanal Bahasa Ibu (SNBI) Ke-12 dan Lokakarya Pelestarian Bahasa Ibu (LPBI) Ke-2 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana ini merupakan hal membanggakan. “Bagi Pemkot Denpasar, kegiatan ini menjadi sesuai dengan visi misi Kota Berwawasan Budaya serta terus berkomitmen penuh meningkatkan kualitas dan kuantitas bahasa ibu dalam hal ini bahasa Bali melalui program strategis” ujar Rai Iswara.
Rektor Universitas Udayana, A.A Raka Sudewi mengatakan Seminar Nasioanal Bahasa Ibu (SNBI) Ke-12 dan Lokakarya Pelestarian Bahasa Ibu (LPBI) Ke-2 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana ini mempertemukan para pakar dan ahli untuk saling bertukar pikiran dalam upaya melestarikan bahasa ibu di Indonesia yang kaya dan terdiri dari ribuan bahasa ibu. “Ditengah modernisasi banyaknya tantangan pelestarian bahasa ibu bagaimana para ahli mengemas bahasa ibu agar diminati lagi oleh anak muda. Kegiatan kali ini diikuti oleh 142 pengarah SNBI dengan 131 paper” ujar A.A Raka Sudewi.
Sementara Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaaan Bahasa Kemendikbud RI, Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum saat ditemui mengatakan pelaksanaan seminar ini berdekatan dengan Hari Bahasa Ibu Internasional pada 21 Februari. Menurutnya Bahasa daerah menjadi salah satu fokus pengembangan di Badan Pengembangan dan Pembinaaan Bahasa Kemendikbud mengkoordinasikan dengan stakeholder Pemerintah Daerah setempat untuk mengembangkan, melindungi, membina kemajuan bahasa sastra daerah.
Ini juga menjadi strategi kami sesuai arahan Mendikbud untuk memperkuat bahasa negara kita. Bahasa daerah yang telah berhasil kami identifikasi berjumlah 718 bahasa daerah per Oktober 2019, persebarannya paling banyak di Papua dan Papua Barat dengan 428 bahasa daerah. Sisanya tersebar di Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Maluku Utara. Sementara itu, bahasa Bali berada ditingkat daya hidupnya masuk kategori aman, tidak kritis ataupun terancam punah” ungkapnya. (Red/LB/Rls)