DENPASAR, lintasbali.com – Fakultas Kedokteran Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Universitas Udayana menggelar sidang Promosi Doktor ata nama dr. Indira Dharmasamitha, Sp.KK dengan Disertasi berjudul “Pengembangan Emulgel Ekstrak Andrographolid (Senyawa Sambiloto) Sebagai Pengobatan Tropikal Pada Psoriasis” yang dilangsungkan pada Rabu, 15 Januari 2025 bertempat di Aula Pascasarjana Universitas Udayana, Jl. Sudirman, Denpasar.
Bertindak sebagai Promotor, Prof. Dr. rer. Nat.Drs I Made Agus Gelgel Wirasuta, Apt, M.Si; Kopromotor I, Dr. dr. Luh Made Mas Rusyati, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV; dan Kopromotor II, Dr. dr. Dyah Kanya Wati, Sp.A (K) dan telah diuji dan dinilai pada 20 Desember 2024.
dr. Indira Dharmasamitha menyampaikan, penelitian yang dijalaninya telah dilakukan selama 2,5 tahun dan melalui proses magang di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia menyebut formulasi emulgel pada penelitian ini dirancang untuk meningkatkan ketersediaan hayati dan efektivitas terapeutik ekstrak herbal ini, sehingga dapat diterapkan secara topikal dengan lebih efektif.
Salah satu senyawa aktif utama dalam Sambiloto adalah andrographolid, yang diketahui dapat menghambat jalur sinyal NF-kB dalam sel imun dan keratinosit, mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi seperti IL-17, IL-23, dan TNF-α, yang berperan penting dalam peradangan dan proliferasi sel kulit.
Andrographis paniculata atau Sambiloto adalah tanaman obat yang dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan imunomodulator. Tanaman ini telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, dan potensi terapeutiknya menunjukkan bahwa ekstrak Sambiloto dapat menjadi terapi yang menjanjikan dalam pengobatan psoriasis.
Penelitian ini menguji ekstraksi daun sambiloto menggunakan metode maserasi, yang menghasilkan rendemen tertinggi sebesar 11,40%. Hasil ini sejalan dengan penelitian Rusman et al. (2023) yang menemukan rendemen ekstrak sambiloto sebesar 18,9%, dan penelitian Lestrari (2022) yang mencatatkan rendemen ekstrak daun sambiloto dengan metode maserasi mencapai 21,19%.
Proses ekstraksi ini menunjukkan kandungan air tertinggi pada proses maserasi dan terendah pada remacerasi III. Proses pengeringan ekstrak sambiloto menunjukkan kehilangan pengeringan sebesar 7,85%, yang menunjukkan kadar air dalam ekstrak tersebut.
dr. Indira berharap, hasil penelitian ini diharapkan dapat memproduksi produk prototipe emulgel ektrak Andrographolid 0,1% sebagai alternatif dari kortikosteroid sebagai antiinflamasi topikal pada pengobatan psoriasis. Hasil penelitian akan didaftarkan ke BPOM sebagai sediaan OHT anti psoriasis dan kemudian akan dibuatkan paten sederhana.
Dari sidang terbuka ini, dr. Indira Dharmasasmitha, Sp.KK mendapat penilaian dari Promotor dan Kopromotor dengan predikat Cumlaude. Dengan hasil ini, dr. Indira Dharmasamitha, Sp.KK berhak menyandang gelar Doktor (Dr) dan menjadi Doktor ke-441 dari Fakultas Kedokteran Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Universitas Udayana.
Dengan menyandang gelar Doktor, dr. Indira Dharmasamitha, Sp.KK sekaligus menjadi Doktor Pertama dengan metode riset dan menjadi Doktor Termuda dan Tercepat dari Fakultas Kedokteran, Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran, Universitas Udayana. (LB/Ari)