DENPASAR, lintasbali.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersama Bank Indonesia secara resmi membuka Bali Green Economy Forum (BGEF) 2025, sebuah forum strategis yang bertujuan memperkuat transformasi ekonomi Bali menuju arah yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan. Kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi antara pemerintah daerah dan otoritas moneter dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang tangguh sekaligus ramah lingkungan.
Forum yang mengusung tema “Membangun Ekonomi Inklusif, Hijau, dan Berdaya Saing Global” ini diselenggarakan pada Jumat, 24 Oktober 2025, di Sanur, Denpasar, dan dihadiri oleh jajaran pejabat pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas lingkungan, serta perwakilan lembaga internasional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja dalam paparannya menyampaikan bahwa transformasi ekonomi berbasis hijau merupakan langkah strategis untuk menjadikan Bali tidak hanya sebagai destinasi wisata kelas dunia, tetapi juga sebagai landmark global ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Ia mengatakan, melalui pengembangan UMKM hijau, desa wisata berbasis ekowisata, komoditas lokal unggulan, serta pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI), Bali dapat memperluas sumber pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif dan berdaya saing tinggi.
Langkah ini sejalan dengan visi pembangunan Bali dalam kerangka “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, yang menekankan keseimbangan antara kemajuan ekonomi, pelestarian budaya, dan kelestarian alam.
Erwin Soeriadimadja menambahkan bahwa ekonomi hijau tidak hanya berfokus pada isu lingkungan, tetapi juga merupakan peluang besar dalam memperkuat struktur ekonomi daerah.
“Penguatan ekosistem ekonomi hijau dapat memperkuat ketahanan ekonomi Bali terhadap berbagai gejolak global, sekaligus membuka lapangan kerja baru di sektor-sektor yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Bank Indonesia bersama Pemprov Bali berkomitmen untuk mendukung inisiatif pembiayaan hijau, pelatihan UMKM ramah lingkungan, serta digitalisasi sektor-sektor strategis yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, Cecep Rukendi, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dalam paparannya di Bali Green Economy Forum 2025 dengan materi “The New Engine of Growth” menyampaikan bahwa mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional sesungguhnya berawal dari daerah.
“Transformasi struktural menuju ekonomi kreatif harus kita pahami sebagai perjalanan panjang dari ekonomi agrikultural, ke ekonomi industrial, berlanjut ke ekonomi informasi, hingga akhirnya mencapai ekonomi kreatif. Di setiap tahap, kreativitas dan inovasi menjadi bahan bakar utama. Ekonomi kreatif bukan sekadar sektor, tetapi paradigma baru pembangunan yang menempatkan manusia, ide, dan keberlanjutan sebagai inti kemajuan,” papar Cecep.
Melalui Bali Green Economy Forum 2025, diharapkan lahir gagasan, kolaborasi, dan aksi nyata dari berbagai pemangku kepentingan dalam mempercepat transisi menuju ekonomi hijau. Forum ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Bali sebagai pelopor pariwisata hijau dan ekonomi berkelanjutan di tingkat nasional maupun global.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi, BGEF 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan Bali menuju masa depan ekonomi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan, selaras dengan visi Indonesia untuk pertumbuhan yang hijau dan tangguh di masa mendatang. (LB)




