News Pariwisata & Budaya Seputar Bali

Actionable Program Diusulkan Terhadap Pengurus Baru PHRI Bali

DENPASAR, lintasbali.com – Pengurus BPD PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Daerah Bali periode 2020-2025 secara resmi sudah dilantik dan dikukuhkan oleh Hariyadi BS Sukamdani selaku Ketua BPP PHRI di Denpasar, Kamis (11/2/2021).

Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si (Cok Ace) resmi menjabat sebagai Ketua BPD PHRI Bali periode 2020-2025. Cok Ace dipilih kembali sebagai Ketua BPD PHRI Bali secara aklamasi melalui Musyawarah Daerah (MUSDA) yang dilaksanakan 18 Desember 2020 lalu.

 

Seluruh stakeholder pariwisata di Bali yang berharap banyak dengan pengurus BPD PHRI Bali yang baru dilantik ini. Harapannya tentu agar pariwisata dan perekonomian masyarakat di Bali kembali pulih. Salah satunya I Ketut Swabawa, CHA.

Dirinya mengatakan, pengurus baru tentunya dengan semangat baru pula sehingga lebih fokus terkait survival mode pada ranah industri akmamin (akomodasi-makanan-minuman).

K. Swabawa, CHA

“Harus ada pengkinian data berikut urgency action (aksi darurat) dan menyerap aspirasi anggota menuju actionable program dari PHRI Bali dalam recovery ke depan,” kata Swabawa melalui jawaban WhatsApp, Minggu (14/2/2021).

Swabawa menambahkan, untuk program jangka pendek dari PHRI dapat memikirkan beberapa usulan berikut : pertama, memastikan seluruh member telah tersertifikasi CHSE. Kedua, kesiapan SDM perhotelan dan restoran di era next normal paradigma baru usaha perhotelan dan restoran. Ketiga, melakukan terobosan innovative with immediate effect dalam usaha penyelamatan aset usaha member, karyawan member serta keberlanjutan destinasi dlm menggerakkan ekonomi. Keempat, menguatkan penerapan pergub terkait tata kelola usaha pariwisata serta penyelamatan Bali sesuai program Nangun Sat Kerti Lokha Bali, pergub 79/2018 (busana adat Bali), 80/2018 (pelestarian aksara Bali), 97/2018 (pengurangan sampah plastik).

BACA JUGA:  Semarak HUT ke-2, The Alantara Sanur

Terkait beredarnya kabar di masyarakat adanya banyak hotel dijual di tengah pandemi covid-19, Swabawa mengatakan berdasarkan data tidak semua hotel dijual akibat pandemi karena ada juga yang ditawarkan dari jauh-jauh waktu sebelum pandemi, kemungkinan blm laku saat itu.

“Mungkin sebaiknya PHRI mulai menyiapkan data akurat terhadap data adanya hotel yang dijual, agar informasi tentang hotel mana saja yang dijual tidak merusak citra pariwisata Bali. Selama pertimbangan tepat dan demi kebaikan untuk menyelamatkan yang lain lebih penting maka menurut saya menjual properti di saat susah seperti sekarang seharusnya tidak masalah,” pungkas Swabawa yang juga sebagai Sekretaris DPD MASATA Bali. (AR)

Post ADS 1