Pendidikan

Alam Atelier School Hadirkan Badut Terkenal Sampaikan Pentingnya Kasih Sayang pada Anak-anak

MANGUPURA, lintasbali.com – Alam Atelier School, yang berlokasi di Jl. Pemelisan Agung, Berawa, Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung merupakan salah satu sekolah yang berlandaskan pada alam, yang dibuka sejak 2016 di Berawa, Canggu, dan menerima anak-anak mulai umur 6 bulan sampai 6 tahun.

Alam Atelier School memiliki keinginan luhur untuk dapat memberikan pemahaman mengenai pengharapan dan kasih sayang yang sangat penting disampaikan kepada anak usia dini memiliki fondasi yang kuat baik secara individu maupun dalam keluarga.

Sabtu, 10 Agustus 2024, Alam Atelier School menggelar sebuah kegiatan yang dikemas menarik dengan menghadirkan tokoh badut terkenal asal Malaysia dan Amerika Serikat untuk menghibur anak-anak sekaligus menyampaikan pesan betapa pentingnya kasih sayang untuk mereka.

Penampilan badut ini dihadiri oleh puluhan anak-anak dari Alam Atelier School dan mengundang sekitar 40 anak-anak dari panti asuhan Sidhi Astu.

Supiani Winata, salah satu owner Alam Atelier School, untuk menyampaikan pesan kepada anak-anak yang hadir mengenai pengharapan, kasih, dan menanamkan budi pekerti, pihaknya mengundang Uncle Button asal Malaysia dan Chagy asal Amerika Serikat.

Kedua badut ini merupakan badut profesional yang sudah melanglang buana di puluhan negara dan disetiap pentas selalu menyampaikan kebaikan dan pesan-pesan khusus.

“Saya melihat generasi sekarang maupun keluarga sangat membutuhkan kasih sebagai fondasi untuk saling dekat dan memahami. Sementara dari sisi pengharapan, saya melihat banyak anak-anak yang gampang putus asa. Jadi kedua pesan ini cukup kuat untuk disampaikan,” ungkapnya.

Terkait kegiatan amal, Supiani Winata menjelaskan pihaknya mengundang 40 anak dari yayasan Sidhi Astu untuk ikut di acara ini, dan tiket-tiket yang terjual akan disumbangkan ke yayasan yang beralamat di jl. Raya Tuka, Dalung, Badung, ini.

BACA JUGA:  Monev FPMIPA Unud, Upaya Penguatan Group Riset HKI

Salah satu hal yang menarik disini adalah penggunaan pendekatan Reggio Emelia, yakni pendekatan untuk anak-anak sebelum SD yang sangat popular dan digunakan di berbagai negara.

“Anak-anak adalah arsitek dari pembelajaran mereka dan cara terbaik untuk belajar adalah dari ketertarikan mereka. Seringkali ketertarikan itu menjadi awal mula mereka punya project, seperti mengenai lingkungan, sains, dan lainnya,” ungkapnya.

Selain itu dalam pendekatan ini juga ditekankan terkait Lingkungan yang didalamnya termasuk budaya, dan budaya Bali menjadi salah satu elemen penting yang dipelajari di sekolah ini, dengan menempatkan benda-benda natural dengan unsur Bali maupun Indonesia.

“Sehingga anak-anak belajar dan mencari tahu tentang barang tersebut. Kami tidak hanya sekedar menempatkan sesuatu, tapi ada tujuan seperti melatih motorik anak-anak,” terangnya.

Sementara dari sisi pengajar, pendekatan Reggio Emillia di Alam Atelier School melihat guru sebagai fasilitator dan menjembatani ketertarikan dari anak-anak sehingga mereka nantinya akan menjadi seorang pemikir atau critical thinkers. (Red/Arie).

Post ADS 1