Event

Aneka Lawar dan Serapah Meriahkan Sanur Village Festival 2025

DENPASAR, lintasbali.com – Suasana semarak mewarnai Lomba Ngelawar bertema “Sari Laut Sanur” yang digelar dalam rangka memeriahkan Sanur Village Festival ke-18 Tahun 2025. Acara yang berlangsung pada Sabtu, 8 November 2025 ini mempertemukan kreativitas dan kearifan lokal masyarakat pesisir Sanur dalam mengolah kekayaan laut menjadi kuliner khas Bali yang sarat filosofi dan cita rasa.

Lomba ini diikuti oleh para generasi muda dari enam Sekehe Teruna Teruni (STT) se-Sanur, yaitu: STT Dharma Kerthi – Banjar Batanpoh; STT Dwi Dharma – Banjar Pekandelan; STT Putra Kahyangan – Banjar Tewel Sari; STT Tunas Muda – Banjar Betngandang; STT Sindu Putra – Banjar Sindu Kaja; STT Tricila Chanti – Banjar Singgi.

Para peserta menunjukkan kebersamaan dan kreativitas tinggi dalam mengolah bahan-bahan laut menjadi aneka lawar, serapah, hingga pepes yang menggugah selera. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang lomba, tetapi juga sarana pelestarian budaya kuliner Bali yang mulai jarang dilakukan secara komunal.

Beragam sajian khas berbahan laut tersaji menggoda, seperti Lawar Bulung (rumput laut) yang segar, Lawar dan Serapah Cumi, Lawar dan Serapah Gurita, hingga Pepes Gurita dan Cumi yang kaya bumbu. Tak ketinggalan, berbagai olahan kuah khas pesisir turut memperkaya cita rasa hidangan.

Masing-masing tim berinovasi dalam memadukan rempah Bali dengan hasil laut segar yang melimpah di pesisir Sanur. Meski terkesan sederhana, proses pengolahan hidangan laut khas Bali ini memerlukan keterampilan dan ketelitian tinggi mulai dari membersihkan bahan laut agar tidak amis, menyiapkan bumbu base genep yang kompleks, hingga menjaga keseimbangan rasa asin, gurih, dan pedas yang menjadi ciri khas kuliner tradisional Bali.

Dewan juri yang terdiri dari tokoh-tokoh kuliner dan budaya turut memberikan warna tersendiri pada ajang ini. Mereka adalah: Ida Bagus Laba – Sanur Chef Community; Gede Anom Ranuara – Budayawan; Nang Etonk – Pemerhati kuliner dan UMKM Bali. Dalam proses penilaian, para juri memperhatikan aspek rasa, tampilan, kreativitas, serta nilai-nilai tradisi yang tetap dijaga oleh para peserta.

BACA JUGA:  PADI Restaurant Canggu Gelar Latte Art Competition

Ketua Sanur Chef Community, Chef Bayu Kristiawan, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat para peserta.

“Melalui Lomba Ngelawar Sari Laut Sanur ini, kita ingin menunjukkan bahwa kekayaan laut bukan hanya sumber pangan, tapi juga sumber budaya. Proses ngelawar adalah simbol kebersamaan dan gotong royong, sementara hasilnya memperlihatkan betapa luar biasanya potensi kuliner pesisir Sanur,” ujar Chef Bayu.

Ia menambahkan bahwa tantangan terbesar dalam mengolah bahan laut untuk masakan tradisional Bali adalah menjaga kesegaran dan keseimbangan bumbu.

“Tidak mudah membuat lawar gurita atau serapah cumi yang enak. Dibutuhkan teknik, pengalaman, dan rasa hormat terhadap bahan yang digunakan,” lanjutnya.

Lebih dari sekadar lomba, kegiatan Ngelawar Sari Laut Sanur juga memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat pesisir. Permintaan bahan laut segar seperti gurita, cumi, dan bulung meningkat menjelang kegiatan, sehingga turut membantu perekonomian para nelayan lokal. Selain itu, promosi kuliner khas laut Sanur berpotensi memperluas pasar wisata kuliner yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Melalui lomba ini, masyarakat Sanur kembali diingatkan akan pentingnya menjaga tradisi kuliner warisan leluhur sambil mendukung prinsip ekonomi biru yaitu pemanfaatan hasil laut secara berkelanjutan. Lomba Ngelawar Sari Laut Sanur menjadi wujud nyata sinergi antara budaya, kuliner, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.

Sanur Village Festival ke-18 tahun ini bukan sekadar pesta seni dan budaya, melainkan juga ajang untuk merayakan hubungan harmonis antara manusia, laut, dan warisan kuliner Bali yang tiada duanya. Dengan semangat kebersamaan, “Sari Laut Sanur” berhasil menjadi simbol bahwa tradisi bisa terus hidup dan relevan di tengah kemajuan zaman. (LB/Arie)

Post ADS 1