DENPASAR, lintasbali.com – Bali Spirit Festival (BSF) ke-16 kembali digelar mulai 7-11 Mei yang akan berlangsung di dua lokasi ikonik: The Yoga Barn dan Puri Padi Hotel, yang terletak di pusat Ubud, Gianyar, Bali. Bali Spirit Festival 2025 diperkirakan menarik 2.000 hingga 3.000 orang pengunjung perhari. Hal tersebut disampaikan oleh I Made Gunarta, Co-Founder BaliSpirit Festival dalam sesi jumpa pers di Denpasar pada Kamis, 1 Mei 2025.
“Tahun sebelumnya tercatat 2.500 orang pengunjung datang. Tahun ini kita berharap lebih dari itu, sekitar 3000an pengunjung dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik lagi,” papar Mad Gunarta.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008, BaliSpirit Festival telah berkembang menjadi salah satu festival spiritual terbesar di Asia Tenggara. Festival ini menarik ribuan peserta dari lebih 60 negara, menciptakan komunitas global yang saling terhubung melalui praktik yoga, musik, tari, dan penyembuhan.
Made Gunarta mengatakan, BaliSpirit Festival 2025 diharapkan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan mancanegara untuk datang ke Bali. Hal ini dibuktikan dengan datangnya ribuan wisatawan datang ke Bali untuk menghadiri BaliSpirit Festival tiap tahunnya.
Ia menegaskan, BSF bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga ruang edukasi dan spiritualitas yang memposisikan Bali bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga pusat wellness dan pembelajaran.
Menurut data penyelenggara, mayoritas peserta BSF berasal dari Australia dan Eropa, disusul oleh peningkatan kunjungan dari Tiongkok. Sementara wisatawan domestik hanya mencakup sekitar 9,8 persen dari total peserta.
Gunarta juga menyebutkan bahwa sebanyak 84 persen pengunjung tinggal di Bali selama dua minggu, dan sekitar 20 persen menginap hingga empat minggu. Hal ini berkontribusi langsung terhadap peningkatan tingkat hunian akomodasi di Bali.
“Dampaknya jelas terasa bagi sektor perhotelan dan ekonomi lokal. Mereka datang bukan hanya untuk hadir di festival, tapi juga untuk menikmati suasana Bali yang mendukung gaya hidup sehat dan holistik,” ungkapnya.
Sementara itu, tokoh spiritual dan praktisi yoga Ketut Arsana menjelaskan, Bali memiliki energi unik yang menjadikannya tempat ideal untuk kegiatan wellness. “Bali adalah tempat pencarian jati diri. Yoga dan spiritualitas di sini bukan tren, tapi bagian dari kehidupan. Vibrasinya membawa orang pada perubahan diri yang lebih baik,” katanya.
Ia menambahkan, efek dari transformasi ini tidak hanya dirasakan individu, tetapi menyebar secara kolektif. “Satu orang spiritual bisa memengaruhi ratusan lainnya jika ia hadir dengan hati yang tulus menuju kebaikan, maka alam pun akan memberi kebahagiaan sejati,” ujar Arsana.
Festival ini bukan hanya tentang yoga atau musik tetapi tentang perjalanan batin, perjumpaan jiwa, dan pemulihan yang mendalam. Di tengah dunia yang semakin bising dan penuh tantangan, BaliSpirit Festival hadir sebagai oase untuk kembali menyentuh kedamaian dalam diri.
“Saya percaya, setiap peserta yang datang membawa niat baik untuk bertumbuh. Dalam getaran cinta kasih, festival ini menjadi ruang sakral tempat kita berbagi ilmu, menyembuhkan luka batin, dan menyatukan energi positif demi harmoni semesta,” pungkasnya.
Mari hadir dengan hati terbuka, menghormati tradisi, dan menyambut transformasi. Semoga BaliSpirit Festival 2025 menjadi momen kebangkitan jiwa bagi kita semua. (Red/Arie)