Denpasar, Lintasbali.com – Festival ogoh – ogoh mini kembali digelar pada minggu (15/3) di Balai Banjar Sawah, Pedungan, Densel. Kegiatan yang memasuki tahun ketiga pelaksanaan nya ini dibuka secara langsung oleh Kadisbud Kota Denpasar, I.GN Bagus Mataram bersama perwakilan Kecamatan Denpasar Selatan, tokoh masyarakat, adat, jajaran legislatif Kota Denpasar maupun Provinsi Bali serta sekehe teruna setempat.
Kadisbud Kota Denpasar, I.GN Bagus Mataram dalam sambutannya mengatakan lomba ogoh-ogoh mini di Banjar Sawah Pedungan ini sangat diapresiasi Pemkot Denpasar yang merupakan salah satu penjabaran dari visi misi Kota Denpasar yang berwawasan kebudayaan.”Sementara terkait penanganan Virus Covid-19 di Kota Denpasar menjelang perayaan Nyepi Tahun 2020 ini, Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Kebudayaan Kota Denpasar akan segera menggelar pertemuan dengan Sabha Upadesa dan stakeholder terkait untuk membahas teknis pelaksanaan berbagai event besar jelang Hari Suci Nyepi seperti Melasti, Tawur Kesanga dan Pangerupukan agar bagaimana dicarikan solusi bagi masyarakat agar tidak terjadi kesimpangsiuran yang meresahkan ditengah masyarakat” ungkap Gusti Bagus Mataram.
Ketua Panitia Acara, Wisnu saat ditemui mengatakan Festival Ogoh-ogoh Mini Banjar Sawah Pedungan ini digelar berawal dari. Inisiatif STT Yuda Asmara, Banjar Sawah, Pedungan yang telah memasuki tahun ketiga pelaksanaan nya sejak tahun 2018. pendaftaran sudah kami buka sejak awal Februari sampai hari perlombaan pada 15 Maret jam 11 siang.
“Adapun peserta yang mengikutinya adalah peserta umum dan yang terdaftar di tahun ini berjumlah 59 peserta. Kriteria ogoh -ogoh mini yang dibuat peserta diwajibkan memakai bahan dasar ramah lingkungan serta dilarang menggunakan bahan plastik, stereofoam atau sejenisnya. Juri yang menilai merupakan pakar dari Dinas Kebudayaan Kota Denpasar” ujarnya.
“Dalam festival ini kami mencari juara satu, dua dan tiga, juga juara harapan satu, dua dan tiga serta kategori favorit yang nantinya dapat dipilih penonton melalui voting dengan menulis nomor peserta di selembaran kosong yang dibagi dipintu masuk. Karya ogoh-ogoh mini terbaik nantinya berhak atas Piala Bergilir Walikota, Piagam dan Uang Tunai”
Tentu pelaksanaan kegiatan ini kami harapkan dapat menjadi wadah berkreasi anak muda di Kota Denpasar yang ingin melestarikan budaya bali khususnya dibidang ogoh-ogoh” ungkapnya.
Salah satu peserta, Ngurah asal Kesiman, dengan karyanya yang terbuat dari stick bekas es krim mengatakan karya ogoh-ogohnya ini berjudul Bhuta Bregala yang menceritakan kemurkaan Dewa Siwa melihat umat manusia yang semakin tidak bermoral dan lupa akan Swadharma. “Saya terinspirasi memakai bahan stik eskrim bekas karena ingin sesuatu yang berbeda dan meminimalisir penggunaan cat karena stik eskrim bekas sudah berwarna dan bertekstur bagus. Saya mulai mengerjakan ogoh – ogoh mini ini sejak bulan September lalu. Proses pengerjaan nya dmulai dari memotong stik eskrim bekas lalu mempola nya dan membentuk menjadi bagian per bagian anatomi badan ogoh-ogoh yang di hasil akhirnya menjadi setinggi satu meter ini” ungkapnya.