DENPASAR, lintasbali.com – Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang kuat, inklusif, dan berkesinambungan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyelenggarakan Talkshow Balinomics bertema “Prospek Perekonomian serta Potensi Pembiayaan dalam Mendukung Intermediasi dan Perekonomian Bali” pada Selasa, 12 Agustus 2025 bertempat di Puri Santrian Resort, Sanur, dan menjadi bagian dari langkah strategis Bank Indonesia dalam melaksanakan fungsi advisory kepada daerah.
Acara dibuka oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, yang menegaskan pentingnya diversifikasi sektor ekonomi Bali di luar pariwisata, serta perlunya kolaborasi lintas sektor guna mendorong pembiayaan dan pertumbuhan yang inklusif.
Erwin mengatakan, sinergi dan kolaborasi yang terbangun selama ini menjadi fondasi penting dalam membentuk ketahanan ekonomi Bali. Pada triwulan II 2025, ekonomi Bali mampu tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), menempatkan Bali sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi keempat di Indonesia.
Pertumbuhan ini didorong oleh sektor akomodasi, transportasi, dan perdagangan, sekaligus menunjukkan resiliensi ekonomi Bali di tengah berbagai tantangan global, termasuk ketidakpastian eksternal. Ini membuktikan bahwa kekuatan domestik masih menjadi penopang utama perekonomian daerah kita.
Ia juga menambahkan, pihaknya juga memberi perhatian serius terhadap dampak perubahan iklim, khususnya terhadap sektor pertanian yang selama ini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Bali, terutama di wilayah pedesaan.
Selain itu, sektor ekonomi kreatif juga terus menunjukkan potensinya sebagai penggerak ekonomi baru. Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup, didukung oleh digitalisasi, membuka peluang besar bagi sektor kreatif untuk tumbuh lebih pesat dan berkelanjutan.
“Kedepan, kita tidak bisa berjalan sendiri. Sinergi dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk memastikan ekonomi Bali dapat tumbuh lebih tinggi, lebih merata, dan lebih inklusif. Peran aktif dari pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, media, serta masyarakat luas sangat dibutuhkan untuk bersama-sama membangun ekosistem ekonomi yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan”, papar Erwin.
Melalui forum Kick Off Balinomics ini, Erwin mengajak semua pihak untuk terus memperkuat komitmen dan langkah konkret dalam mendukung pemulihan dan transformasi ekonomi Bali. “Mari kita optimalkan potensi yang ada, tingkatkan kapasitas pembiayaan, dan dorong inovasi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” pungkasnya.
Balinomics juga dirangkaikan dengan Talkshow “Prospek Perekonomian Serta Potensi Perluasan Pembiayaan Dalam Mendukung Intermediasi dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah” dengan narasumber Andy Setyo Biwado dan dimoderatori oleh Moderator Putu Ayu A. Bonita dan menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dari berbagai bidang, yang memberikan insight mendalam tentang potensi ekonomi Bali ke depan.
Yusuf Wicaksono H. membahas pentingnya peran digitalisasi sistem pembayaran dan strategi ekspansi digital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Bali yang merata dan inklusif. Digitalisasi menjadi katalisator utama untuk meningkatkan efisiensi transaksi serta memperluas akses layanan keuangan, terutama bagi pelaku UMKM dan ekonomi kreatif.
Ketut Agus, pelaku Ekonomi Kreatif (Ekraf) turut hadir membagikan kisah sukses dalam mengembangkan usaha kreatif di Bali. Kisah nyata ini menunjukkan bagaimana sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar sebagai penggerak baru perekonomian Bali, terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan memperkuat identitas budaya lokal.
Hery Trianto, Direktur Bisnis Indonesia, memberikan perspektif dari sisi media. Ia menekankan peran penting media dalam membangun ekspektasi positif dan meningkatkan optimisme publik terhadap prospek perekonomian Bali. Narasi pemberitaan yang konstruktif diharapkan dapat mendukung stabilitas ekonomi dan meningkatkan kepercayaan investor.
Melalui kegiatan ini, Bank Indonesia Bali mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam memperkuat sektor-sektor ekonomi unggulan di luar pariwisata, memperluas akses pembiayaan, serta mendorong adopsi digital dalam transaksi keuangan.
Balinomics 2025 menjadi tonggak penting dalam menata masa depan ekonomi Bali yang lebih berdaya tahan, beragam, dan berpihak pada seluruh lapisan masyarakat. (Arie)




