DENPASAR, lintasbali.com – Kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali pada Maret 2024 diprakirakan meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali pada Maret 2024 yang diprakirakan sebesar 110,7 atau meningkat 1,2% (mtm) dibandingkan dengan periode Februari 2024 sebesar 109,4.
Hal tersebut disampaikan oleh Erwin Soeradimadja, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dalam keterangan resminya di Denpasar pada Rabu, 24 April 2024. Ia menyebut, peningkatan IPR ini sejalan dengan aktivitas masyarakat yang cukup tinggi karena adanya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang berurutan yaitu Hari Raya Nyepi, bulan puasa Ramadhan dan Idul Fitri, termasuk beberapa program potongan harga (diskon) dari para pelaku usaha.
IPR Bali terus dalam tren peningkatan selama 13 (tiga belas) bulan terakhir. Hal ini mencerminkan kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali masih tetap terjaga atau berada di level optimis (>100).
Erwin Soeriadimadja, menyampaikan kinerja penjualan eceran ditopang oleh tetap kuatnya penjualan pada kelompok Barang Budaya dan Rekreasi yang meningkat sebesar 5,5% (mtm) dan kelompok Barang Lainnya meningkat sebesar 3,9% (mtm).
Sementara itu, terdapat kelompok barang yang terkontraksi dan menahan penguatan penjualan eceran yakni pada kelompok barang Suku Cadang dan Aksesori sebesar -4,0% (mtm) dan kelompok Barang Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar -2,1% (mtm).
Pertumbuhan penjualan eceran Bali pada periode laporan sejalan dengan kondisi penjualan eceran nasional yang diprakirakan meningkat sebesar 4,1% (mtm) yakni dari 214,1 pada Februari 2024 menjadi 222,8 pada Maret 2024.
Erwin menambahkan bahwa dalam menjaga optimisme penjualan eceran, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) senantiasa melaksanakan upaya-upaya menjaga kestabilan harga barang dan jasa yang dilaksanakan secara konsisten, agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan ekonomi Bali tumbuh berkelanjutan. (Rls)