Business

BI Bali Sukses Gelar Capacity Building, Kunjungi Museum Bank Indonesia dan Perum Peruri Jakarta

DENPASAR, lintasbali.com – Dalam rangka mempererat tali silaturahmi serta menjaga hubungan baik, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menggelar Capacity Building dengan menggandeng wartawan media cetak, elektronik dan online berkunjung ke Museum Bank Indonesia dan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) di Jakarta pada Minggu-Selasa, 23-25 ​​Juli 2023.

Rombongan wartawan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dipimpin oleh Andy Setyo Biwado, Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Bali. Ia mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka melaksanakan program komunikasi BI Wide (One Voice), termasuk memfasilitasi atau mengkoordinasikan pelaksanaan komunikasi Bank Indonesia di daerah.

“Kami secara rutin melakukan pertemuan dengan insan media di Bali, baik dalam bentuk program peningkatan kapasitas (capacity building) maupun diseminasi hasil rapat Dewan Gubernur (RDG) triwulanan,” ujar Andy Setyo Wibado.

Di Perum Peruri, rombongan diterima oleh Kepala Strategic Business Unit (SBU) Uang RI, Fadel. Dalam penjelasannya, bahwa Perum Peruri merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang percetakan uang dan dokumen keamanan lainnya seperti paspor, materai, pita cukai, dan sertifikat tanah. Perum Peruri didirikan pada tahun 1971 yang diberikan kewenangan oleh Bank Indonesia (BI) untuk mencetak uang Rupiah.

Saat melihat langsung di divisi uang kertas, ternyata proses percetakan uang tak semudah dibayangkan. Alurnya cukup panjang dengan melibatkan puluhan mesin, tenaga manusia dan tingkat ketelitian yang tinggi.

Berawal dari proses engraving yaitu pembuatan desain dan gambar baku. Proses ini dilakukan sesuai rekomendasi gambar yang diberikan BI. Selanjutnya offset printing atau proses mencetak, layaknya sablon di kedua belah sisi uang kertas dengan warna dasar uang tersebut. Dilanjutkan proses intaglio printing untuk penyempurnaan serta mencetak warna hologram pada uang.

BACA JUGA:  Tembus 50 ribu Pelanggan, Program Diskon Tambah Daya Listrik Banyak Peminatnya

Berlanjut ke proses penyimpanan dan inspeksi guna mengetahui uang yang layak edar. Setelah itu numbering, atau pemberian nomor pada uang yang telah dicetak. Setelah proses tersebut, barulah uang-uang yang masih dalam bentuk lembaran kertas besar itu dipotong-potong menggunakan mesin serta disusun dan di-pack. Terakhir adalah manual finishing dan packaging.

“Kami ingin ada pemahaman bagi masyarakat termasuk awak media, bagaimana uang Rupiah itu dicetak. Karena, selama ini masih ada anggapan uang keliru kenapa negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya, padahal sudah jelas kalau mencetak uang yang banyak bisa menimbulkan inflasi yang tinggi. Peruri itu mencetak uang atas permintaan BI dan ada hitung-hitungannya, tidak sembarangan, semoga hal ini tersampaikan ke masyarakat,” ujar Deputi Direktur KPw BI Provinsi Bali, Andy Setyo Biwado.

Pada kesempatan ini juga ada pemaparan tentang Cinta, Bangga dan Paham Rupiah oleh Manajer DPU (Departemen Pengelolaan Uang) BI, Reinaldy Akbar. Ariesha.

Sementara itu, Museum Bank Indonesia adalah salah satu objek wisata yang ada di kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat. Museum ini ditetapkan menjadi cagar budaya oleh pemerintah karena berisi tentang sejarah dunia perbankan di Indonesia. Untuk itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengajak puluhan awak media, mulai media cetak, media elektronik hingga media online berkunjung ke museum ini.

Di samping itu, Museum Bank Indonesia sering dijadikan wisata edukatif oleh pelajar maupun masyarakat. Harga tiketnya cukup murah, yaitu Rp 5.000/orang.

Menurut Edukator Museum Bank Indonesia, Febi dan Krisno Winarno, pada acara Capacity Building Media Bali Bank Indonesia Provinsi Bali pada Selasa 25 Juli 2023 di Jakarta, Museum Bank Indoensia dulunya adalah gedung Bank Indonesia Kota. Gedung ini merupakan peninggalan dari De Javasche Bank.

BACA JUGA:  OJK Luncurkan Peta Jalan Dana Pensiun Indonesia 2024-2028

Pada tahun 1828, berdirilah gedung De Javasche Bank di tempat itu. Arsitekturnya bergaya neo-klasik yang dipadu dengan pengaruh lokal karya Ed. Cuypers.Setelah Indonesia merdeka, berdirilah Bank Indonesia Kota pada tahun 1953. Sebelum dijadikan museum, gedung ini ditetapkan menjadi cagar budaya sesuai SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.475 tahun 1993 karena mempunyai nilai sejarah yang tinggi.

Tanggal 15 Desember 2006, Museum Bank Indonesia dibuka untuk umum oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu, Burhanuddin Abdullah. Kemudian diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 21 Juli 2009. Museum Bank Indonesia memiliki berbagai macam koleksi mata uang. Mulai dari uang kerajaan di Nusantara hingga Tanah Air ini merdeka.

Pada abad ke-12, pulau Jawa sudah memiliki alat pembayaran yang terbuat dari logam. Mata uang tersebut diberi nama Krisnala (uang Ma).

Uang Ma merupakan peninggalan dari kerajaan Jenggala yang masuk ke dalam kategori uang tertua. Uang ini dibuat menggunakan emas dan perak.

Sementara di luar pulau Jawa ada uang kampua yang beredar pada abad ke-9. Uang ini merupakan peninggalan kerjaan Buton.

Sedangkan kerajaan-kerajaan besar lainnya seperti Majapahit sudah memiliki mata uangnya sendiri. Yaitu uang Gobog yang terbuat dari tembaga, uang ini diperkirakan beredar pada abad ke-14 sampai ke-16. Selain sebagai alat pembayaran, uang Gobog juga banyak digunakan sebagai benda keramat.

Pelestarian gedung BI Kota sejalan dengan kebijakan Pemerintah DKI Jakarta yang mencanangkan daerah Kota Tua sebagai salah satu daerah bersejarah di Jakarta.

Sebagai salah satu pelopor revitalisasi gedung-gedung bersejarah di Kota Tua, BI bermaksud menampilkan pengetahuan terkait peran BI dalam perjalanan sejarah bangsa, termasuk memaparkan latar belakang kebijakan BI yang diambil dari waktu ke waktu.

BACA JUGA:  VIVERE Gelar Seminar Ecofriendly Interior

Penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statis, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia. (AR)

Post ADS 1