Jembrana, Lintasbali.com – Perkebunan kakao yang menjadi aset kelompok Merta Abadi Kabupaten Jembrana, merupakan salah satu kebun penghasil kakao yang menjadi langganan ekspor karena memiliki karakteristik dan kualitas yang termasuk di antara yang terbaik di dunia bersanding dengan hasil produksi Pantai Gading dan Ghana sebagai eksportir kakao terbesar dunia.
Panen bersama ini merupakan seremoni ke dua kali yang pernah dilaksanakan pada komoditas kakao di kelompok mitra Bank Indonesia di Jembrana. Pada tahun 2019 lalu, panen dilaksanakan di salah satu kebun milik petani subak abian di desa Eka Sari. Pada kesempatan kali ini, seremoni panen dilaksanakan di lokasi berbeda meskipun masih berada di Desa Eka Sari.
Panen ini merupakan buah perdana yang dihasilkan dari program Bank Indonesia yang dimulai sejak tahun 2018. Ini menunjukkan betapa pentingnya kontribusi kakao fermentasi terhadap ekspor nasional, seiring dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, di satu sisi, agar tetap survive khususnya di era Pandemi COVID-19 yang saat ini tengah melanda. Menurut perkiraan petani, sekali panen dari 700 pohon yang ada, diperkirakan akan dapat diperoleh 10 kg kering per 10 hari, dan masa panen baru dimulai dan akan berlangsung kurang lebih selama 6 bulan ke depan.
Di sisi lain, kelompok Merta Abadi juga telah menjalin kemitraan dengan kelompok wanita tani yang berlokasi di Desa Candi Kusuma sebagai unit hilirisasi pengolahan hasil kakao, sehingga penyerapan hasil panen kakao baik yang sudah maupun belum memenuhi standar ekspor, dapat semakin optimal. Beberapa produk olahan akhir yang telah berhasil diproduksi di KWT Kusuma Sari antara lain produk olahan coklat batang, coklat bubuk, dan produk olahan lain, sebagaimana dapat Bapak/Ibu saksikan di samping panggung ini.
Sebagai salah satu tugas dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah, Bank Indonesia melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok-kelompok tani. Tujuannya antara lain untuk membantu petani meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya, dalam rangka membantu pemerintah dalam pasokan bahan pangan seperti beras, cabai, bawang merah, bawang putih, dan komoditas lainnya, sehingga tidak terjadi lonjakan harga. Tujuan lainnya yang tidak kalah penting adalah dalam upaya mendorong perolehan devisa hasil ekspor seperti yang dilakukan pada komoditas kakao, kopi, dan udang vaname yang baru dimulai di Jembrana ini.
Pengembangan yang dilakukan melalui program Bank Indonesia mencakup bantuan teknis berupa pelatihan, pengembangan budidaya seperti pengolahan lahan, pembuatan pupuk, hingga pengembangan produk-produk hilirisasi, seperti sinergi dengan kelompok wanita tani dalam pembuatan produk hasil olahan kakao.
Adapun sebagai bentuk komitmen Bank Indonesia terhadap pengembangan kakao Jembrana, melalui Program Sosial Bank Indonesia, pihaknya menyampaikan bantuan berupa tujuh unit infrastruktur sumur bor yang telah dan tengah dibangun, motor roda tiga, cultivator, gerobak dorong, mesin penyemprotan, dan handsprayer.
Di KWT hilirisasi kakao juga disampaikan mesin pengolahan coklat, sumur bor, motor roda tiga, pembangunan pavingisasi, dan kanopi di rumah pengolahan coklat. Tidak hanya di kelompok kakao Merta Abadi dan KWT Kusuma Sari, bantuan PSBI juga disampaikan secara simbolis saat ini kepada Gapokdan Vaname Mandiri Desa Budeng, Jembrana, antara lain kelengkapan kolam dan gudang penampungan pakan. (Red/Rls)