DENPASAR, lintasbali.com – Dinas Pariwisata Provinsi Bali telah meluncurkan Calendar of Event (COE) Kepariwisataan di Bali untuk tahun 2025 ini. Kadispar Tjok Pemayun berharap ini diharapkan akan dapat mendatangkan wisatawan lebih banyak.
Peluncuran Bali Calendar of Event 2025 mendapat tanggapan dari praktisi pariwisata Bali, I Ketut Swabawa, CHA ketika dihubungi Selasa, 21 Januari 2025. Swabawa menyampaikan pengelolaan kepariwisataan di era digital dan global ini mesti lebih holistik dan controlable.
“Kalender event kan hal biasa ya, setiap daerah memilikinya. Bedanya adalah apakah kalender event itu dibuat sesuai kajian kebutuhan dan target oriented? Bukan sekedar rangkuman dari berbagai event yang akan dilaksanakan atau bahkan series dari tahun-tahun sebelumnya tanpa rencana aksi perbaikan dan peningkatan. Event di Bali seharusnya semakin dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ya. Target wisman secara nasional 16juta dan ke Bali 6.5juta di tahun 2025 ini agar dapat tercapai,” kata Ketua Umum DPP Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI).

Ketut Swabawa, CHA, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Association of Hospitality Leaders Indonesia (DPP AHLI)
Swabawa menyampaikan menyambut sangat baik COE 2025 yang telah diluncurkan Dispar Bali dan sebagai stakeholders tentunya agar turut mendukung untuk menyukseskannya. Sesuai instruksi Kadispar Prov Bali juga bahwa seluruh elemen harus berperan sesuai bidangnya untuk memajukan pariwisata Bali.
“Pengalaman saya di masa pandemi ketika membantu salah satu provinsi di luar Bali, kami undang semua stakeholders terkait; industri, asosiasi, penyelenggara event, pemkab/pemkot, komunitas, akademik dan media. Kami inventarisasi semua informasi terkait tourism event yang pernah ada dan akan diadakan. Lalu kendala dan kegagalan yang ada kami carikan solusi sebagai rencana aksi pada event yang sama untuk periode berikutnya. Secara kualitatif dan kuantitatif dianalisa menjadi improvement plan. Ini membuat stakeholder bangga dan semangat, ada target angka yang akan dicapai dan multi-flyer effect bagi pariwisata dan di luar pariwisata,” papar Swabawa yang berprofesi sebagai konsultan manajemen perhotelan dan juga pengembangan destinasi di Indonesia.
Lebih lanjut Swabawa mengomentari selama ini event di Bali ada hal yang perlu dibenahi seperti terkait ketidaksiapan lahan parkir dan pengaturan lalu lintas, kurang dikontrolnya pedagang musiman yang berpotensi menciptakan sampah sembarangan, promosi yang mendadak dan sebagainya.
“Tidak semua sih, tapi ada beberapa event yang seperti itu ya. Yang sudah berpengalaman menyelenggarakan eventnya diharapkan selalu menjadi lebih baik. Intinya butuh suatu misi berupa keselarasan konsep yang terarah. Makanya Pemprov harus hadir sebagai bagian pada steering committee setiap event, jadi semacam orchestrator sehingga semua event di Bali memiliki visi misi dan tujuan yang sama dalam konsep peningkatan kualitas Pariwisata Budaya di Bali sejalan program Pemprov Nangun Sat Kertih Lokha Bali,” pungkas Swabawa. (LB/Ari)