DENPASAR, lintasbali.com – Hari Raya Saraswati atau hari turunnya ilmu pengetahuan dalam ajaran Hindu, disambut antusias seluruh masyarakat Hindu di Bali. Tidak terkecuali seluruh sekolah dan kampus perguruan tinggi di Bali.
Pelaksanaan Hari Raya Saraswati Sabtu (28/8/2021) di SMA Negeri 5 Denpasar akan tetap berjalan seperti tahun sebelumnya meskipun dalam situasi pandemi. Perayaan Hari Raya Saraswati di laksanakan secara sederhana dan dibatasi jumlah guru yang dilibatkan.
Demikian disampaikan Dra. Cokorde Istri Mirah Kusuma Widiawati, Kepala SMA Negeri 5 Denpasar saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (26/8/2021).
“Kami menjalankan instruksi 3 Menteri yang sempat datang ke Bali menghimbau agar pelaksanaan Upacara Keagamaan dapat dibatasi jumlahnya orangnya untuk mencegah cluster upacara agama,” kata Cok Mirah.
Cok Mirah menyampaikan, perayaan Hari Raya Saraswati kali ini hanya melibatkan 15 orang guru dan pegawai, dengan luas sekolah 2,5 hektar. Guru lainnya bersembahyang dari rumah masing-masing.
“Untuk sarana upakaranya kami menggunakan tingkatan terkecil berupa Banten Tumpeng Solas disertai dengan pecaruan tetap berjalan seperti sebelumnya dan hanya dipuput Pemangku saja,” papar Cok Mirah.
Di SMA Negeri 5 Denpasar terdapat beberapa Pelinggih atau tempat suci antara lain Pelinggih Padmasana, Pelinggih Ratu Gede, Pelinggih Ratu Mas, Pelinggih Ratu Niang, Pelinggih Indra Belaka dan Pelinggih Pengijeng Karang.
Dirinya berharap melalui perayaan Hari Saraswati ini, semua dapat berjalan beriringan dan berkesinambungan. Ilmu pendidikan sangatlah penting bagi seluruh umat manusia sebagai bekal hidup.
“Jadikan Hari Raya Saraswati ini sebagai landasan kita dalam merawat ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk dipergunakan dengan baik dan benar selama hidup,” pungkasnya. (AR)