Lintasbali.com – Sebagai upaya berkelanjutan mengkampanyekan Zero Waste (bebas sampah), Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) yang merupakan gabungan 9 organisasi yang terdiri dari PPLH Bali, Nexus3, YPBB, GIDKP, ECOTON, ICEL, Nol Sampah, Walhi, dan Greenpeace Indonesia mengadakan dialog dan diskusi dengan Pemerintah Kota Denpasar serta masyarakat untuk menekankan pentingnya Strategi Zero Waste dan economy circular untuk mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Indonesia.
Denpasar yang sudah pernah dikunjungi 2 tahun lalu, tahun ini dikunjungi kembali, yang mana perjalanan kali ini rencananya Desa Kesiman Kertalangu akan dijadikan lokasi pilot project Zero Waste Cities. Dalam kesempatan tersebut Walikota Denpasar, IB. Rai Dharmawijaya Mantra berdialog dan berdiskusi langsung dengan pakar pengelolaan sampah dunia dan salah satu penggagas Konsep Zero Waste. Prof. Paul Connett berserta masyarakat Kesiman Kertalangu, Kamis (16/1) di Banjar Tohpati Kesiman.
Walikota Denpasar, Rai Mantra mengatakan bahwa salah satu solusi yang baik dalam permasalahan lingkungan saat ini adalah zero waste (bebas sampah), yang mana Zero Waste merupakan sebuah konsep yang mengajak kita untuk menggunakan produk sekali pakai dengan lebih bijak untuk mengurangi jumlah dan dampak buruk dari sampah. “Tujuannya adalah agar sampah tidak berakhir di TPA, menjaga sumber daya dan melestarikan alam. Ya tidak ada kata lain selain menjalani Zero Waste tanpa ada sampah yang keluar dari rumah tangga, dimana masyarakat Desa Kesiman Kertalangu ternyata sudah memulainya”, terangnya.
Untuk mempercepat proses Zero Waste ini, pada tahun 2020 ini akan dilombakan diseluruh desa/lurah di Denpasar, dan siapa yang bisa berasil menerapkannya akan mendapatkan reward sebesar 1 Milyar Rupiah dari Pemerintah Kota Denpasar. Untuk Desa Kesiman Kertalangu sudah 107 KK yang menerapkan dan diharapkan bisa keseluruhan masyarakat yakni 100% jika ingin menjadi juara. Dengan parameter rumah tangga yang tidak membuang sampah keluar serta minimal TPS yang tidak lanjut membuang ke TPA. 107 KK ini bisa dibilang pahlawan dilingkungannya karena tidak membuang sampah keluar dari rumah tangganya dan tidak merepotkan pemerintah dalam penaggulangan sampah.
Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan, penerapan zero waste ini juga harus dimulai dari tingkat pendidikan, dimana para guru-guru diharapkan memberikan pengertian kepada murid-muridnya dalam pengolahan sampah. Dan diharapkan jika sudah bisa diterapkan disekolah masing-masing, tidak hanya sekolah saja yang bersih dari sampah, melainkan nantinya para murid ini bisa menerapkanya dirumah dan mengedukasi keluarga mereka untuk mengikuti zero waste dirumahnya.
Pakar pengelolaan sampah dunia dan salah satu penggagas Konsep Zero Waste. Prof. Paul Connett mengtakan, Aliansi Zero Waste Indonesia mengkampanyekan implementasi konsep Zero Waste yang benar dalam rangka pengarusutamaan berbagai kegiatan, program, dan inisiatif Zero Waste yang sudah ada untuk diterapkan di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia dengan mempertimbangkan hirarki pengelolaan sampah, siklus hidup material, dan ekonomi sirkuler.
Zero Waste Cities adalah program pengembangan model pengelolaan sampah berwawasan lingkungan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi di kawasan pemukiman. Program Zero Waste Cities diinisiasi oleh Mother Earth Foundation di Filipina. YPBB telah mereplikasi dan menyesuaikan dengan kondisi di wilayah masing-masing sejak tahun 2017 di tiga kota, yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung. Dan Tahun 2020 program Zero Waste Cities akan menambah lingkup kotanya ke Denpasar yakni di Desa Kesiman Kertalangu, yang akan dijalankan oleh Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) serta Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton).
“Saya sangat senang bisa berdialog langsung dengan Bapak Walikota Rai Mantra dan beliau sangat mengapreasi serta tertarik sekali dengan program zero waste. Ini merupakan sebuah cara dalam penanggulangan sampah dan mudah-mudahan kota Denpasar bisa secara keseluruhan menerapkanya, apa lagi Bapak Walikota sangat interes dan melombakanya”, ujar Paul Connett.