LINTASBALI.COM – Desa Wisata Taro mendadak dikunjungi Menteri PPN/Kepala BAPPENAS Suharso Monoarfa pada Kamis, 30 September 2021 untuk melihat langsung proses pengolahan sampah berbasis sumber di TPS3R milik Desa Taro.
Menurut I Wayan Warka, Perbekel Desa Taro Kecamatan Tegalalang Kabupaten Gianyar bahwa dirinya menerima telepon pagi hari itu juga tentang kunjungan Menteri.
“Kami menerima informasi pagi itu bahwa pak Menteri akan berkunjung pukul 14.00 Wita. Jadi memang inspeksi mendadak sekali. Dan beruntung memang kami di Taro sudah sering dikunjungi pejabat baik daerah, luar daerah dan pemerintah pusat. Sehingga apa yang kami tunjukkan juga hal yang terbiasa terjadi di desa kami,” kata Wayan Warka didampingi Camat Tegalalang, Ni Wayan Ari Trisna Handayani.
Menteri Suharso memperhatikan dengan seksama proses pengolahan sampah di Desa Taro hingga sidak ke rumah-rumah penduduk untuk memastikan bahwa pemilahan sampah rumah tangga benar-benar terkelola dengan baik dari sumbernya.
Suharso Monoarfa juga mengunjungi Taman Konservasi Kunang-Kunang sebagai salah satu contoh aplikasi langsung pupuk organik yang dihasilkan dari TPS3R.
Ditempat ini Manteri Suharso Monoarfa disuguhkan makanan khas lokal seperti ubi rebus yang dipanen dari kebun setempat juga diminta bungkus untuk dibawa.
“Kami sebagai masyarakat desa sangat bahagia sekali apa yang kami perbuat dapat membuat pak Menteri senang,” tambahnya.
Desa Wisata Taro peraih juara 2 nasional dalam Lomba Desa Wisata Tri Sakti Award 2021 dan peraih juara 1 nasional dalam lomba desa wisata Bakti BCA Award memang memfokuskan destinasinya pada wisata alam yang asri dan sangat lestari dengan nilai-nilai kearifan lokal untuk dapar menuju berkelanjutan.
Menurut Wayan Warka, Desa Wisata Taro telah banyak dikunjungi oleh pihak luar Bali untuk melaksanakan studi tiru.
Desa Taro juga diundang oleh Pihak Kemendes PDTT untuk mewakili Indonesia pada workshop internasional bertajuk Rural Economic Development Through Tourism Village Development yang berlangsung secara hybrid di Bogor dan dihadiri perwakilan dari 14 negara.
Untuk persiapan menghadapi workshop tersebut pihaknya telah berkoordinasi dengan pengelola Desa Wisata Taro, I Wayan Gede Ardika, SE serta pendamping desa wisata I Ketut Suabawa.
Harapannya agar materi yang dipresentasikan dapat sesuai dengan harapan pihak penyelenggara serta bermanfaat bagi peserta lainnya.
Selain itu juga demi menjaga image Desa Taro sekaligus mengharumkan nama Provinsi Bali dan juga Republik Indonesia.
“Apa yang kami lakukan merupakan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat serta potensi desa kami. Aspek pelestarian alam, budaya dan tradisi dengan semangat menyamabraya saglilik salunglung sabayantaka (gotong royong, rukun dan harmonis -red) adalah yang paling utama sehingga desa wisata dapat menjadi penggerak ekonomi yang berkelanjutan bersinergi dengan usaha kerajinan paras taro yang juga telah lebih dahulu dikenal sebagai predikat desa kami,” pungkas Wayan Warka. (SW)