GIANYAR, lintasbali.com – Pandemi COVID-19 tidak menyurutkan optimisme para pejuang pariwisata untuk membangun desa. Hal ini ditunjukkan oleh pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Taro (DEWITA), Kecamatan Tegalalang Kabupaten Gianyar.
Kegiatan yang dihelat dalam program Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Kelompok Sadar Wisata Desa Wisata Taro Tahun 2021 ini dilaksanakan selama 5 hari mulai 20 – 24 Januari 2021 dan diikuti oleh seluruh anggota Pokdarwis, pemilik dan pengelola usaha pariwisata serta tokoh masyarakat setempat.
Menurut I Wayan Wardika, SST.Par selaku ketua pokdarwis Desa Wisata Taro menjelaskan bahwa latar belakang diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk merespon perubahan yang terjadi dalam tatanan kehidupan di segala bidang akibat Pandemi COVID-19, selain program kerja pokdarwis dalam visinya untuk memajukan desa agar dapat memberikan manfaat ekonomi bagi pelaku usaha kecil, mikro dan menengah.
“Kami sangat menyadari bahwa di era serba digital ini kami harus bertransformasi mengikuti dan menyesuaikan produk wisata serta sistem tata kelola kami menjadi lebih memadai kedepannya. Peran dan kapasitas SDM ini menjadi prioritas kami di 2021 karena Desa Taro telah dikenal dengan keunikannya oleh para turis mancanegara sejak lama, kami ingin berbenah untuk meningkatkan kualitas sehingga kedepannya bisa meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus menambah pendapatan masyarakat, desa dan juga PAD kabupaten Gianyar” kata tokoh muda setempat yang berpengalaman menjajal pekerjaan di dunia pariwisata di luar negeri belasan tahun ini.
Wardika menyampaikan apresiasi kepada perangkat desa yaitu Perbekel Desa Taro, I Wayan Warka beserta jajaran yang memiliki visi dan misi yang sama sehingga dapat mendukung kegiatan ini. Pelatihan menghadirkan 5 narasumber dengan berbagai topik, yaitu Jro Kadek Suardika (Peran Serta Masyarakat Sebagai Subjek Pariwisata Perdesaan), Ketut Zansan (Menciptakan Konsep Bisnis Untuk Usaha Desa Yang Stabil), Ketut Swabawa (Kepemimpinan dan Promosi Destinasi), Wayan Leon Suarsa (Tata Kelola dan Pemasaran Dalam Bisnis Pariwisata) serta Endra Setiawan (Merancang, Mengelola dan Memandu Wisata Petualangan Berbasis Pengalaman yang Unik).
Desa Taro merupakan salah satu desa yang memiliki keunikan sangat khas di Bali. Jika hampir semua desa di Bali memiliki persawahan dan/atau sungai sebagai ikon pemandangan wisata maka Desa Taro memiliki kelebihan sebagai keunggulan yang unik dengan keberadaan Pura Gunung Raung yang memiliki nilai historis konektivitas dengan sejarah kedatangan warga dari Pulau Jawa ke Pulau Bali di masa Rsi Markandeya.
Selain itu juga keberadaan Lembu Putih yang hanya ada di Desa Taro serta disucikan oleh umat Hindu sebagai pelengkap upacara tertentu keagamaan merupakan keunikan juga dibanding desa lainnya di Bali. Sementara dari segi kerajinan masyarakat, produksi kerajinan berupa bangunan dari bahan paras dan tanah taro memang pusatnya di Desa Taro ini, misalnya bangunan pelinggih atau tembok pagar rumah.
Sampai saat ini desa wisata Taro semakin bergairah dengan hadirnya usaha pariwisata milik masyarakat lokal yang dimotori oleh para generasi muda disana. Tercatat banyak tempat wisata milik warga lokal yang telah menjadi favorit bagi warga lokal dan domestik selain mancanegara juga (ketika masa sebelum pandemi). Sebut saja Tegal Dukuh Camp, The Fire Flies Garden, Semara Ratih, Moringga Holiday yang bergilir menjadi tempat penyelenggaraan pelatihan ini dan tempat wisata lainnya tentunya.
Tentunya dengan keindahan alam yang menakjubkan dan udara pedesaan yang segar ditambah dengan keunikan khas Desa Taro maka tempat ini sangat layak menjadi bagian catatan perjalanan berwisata selama di Bali. Yuk ke Desa Taro di Tegalalang, Gianyar – Bali. (SW)