TABANAN, lintasbali.com – Desa Jatiluwih, yang terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, telah lama dikenal dengan keindahan terasering sawahnya dan diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO melalui sistem irigasi tradisional subak. Tidak hanya menyuguhkan panorama alam yang memukau, Desa Jatiluwih juga memiliki potensi besar dalam bidang pangan lokal yang melimpah.
Melalui kreativitas dan keterampilan anggota PKK Desa Jatiluwih, potensi ini diolah menjadi berbagai produk home industry bernilai ekonomis tinggi, seperti olahan beras merah, kopi, serta produk berbasis sumber daya lokal lainnya.
Ketua PKK Desa Jatiluwih, Ny. Sukawati Kartika, menyampaikan bahwa dengan menggabungkan kearifan lokal dan inovasi, PKK desa tersebut berkomitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas, sehat, aman, dan ramah lingkungan di bawah bimbingan dosen dari Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar.
“Banyak inovasi dan terobosan yang kami dapatkan melalui pelatihan, seperti pembuatan tepung beras merah, proses sangrai biji kopi dan pengolahan menjadi kopi bubuk, serta pembuatan keripik beras merah,” ungkap Sukawati.

Dr. I Gusti Ayu Diah Yuniti, M.Si (tengah) bersama Kepala Desa Jatiluwih Tabanan I Nengah Kartika (kanan) dan Ketua PKK Jatiluwih Ny Sukawati Kartika (kiri)
Dalam pelatihan yang berlangsung, Dr. I Gusti Ayu Diah Yuniti, M.Si., selaku ketua tim pengabdian, menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada masyarakat Desa Jatiluwih, khususnya para ibu PKK, atas sambutan hangat dan antusiasme mereka dalam mengikuti pelatihan dan sosialisasi kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Sosialisasi tersebut mencakup pentingnya keamanan pangan, konsumsi pangan sehat, serta pemanfaatan teknologi dalam produksi pangan yang higienis.
“Makanan sehat tidak harus mahal. Yang terpenting adalah bebas dari bahan berbahaya serta mengandung gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Makanan bergizi mencakup berbagai nutrisi penting seperti vitamin, mineral, dan serat untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh,” jelas Dr. Diah Yuniti.
Sementara itu, Kepala Desa Jatiluwih, I Nengah Katika, S.Sos., menyampaikan bahwa kegiatan home industry ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga berperan penting dalam pelestarian budaya, pemberdayaan perempuan, dan pemanfaatan hasil pertanian lokal secara berkelanjutan.
“Desa kami sangat mendukung ide dan kreativitas para dosen dari Universitas Mahasaraswati Denpasar, di bawah tim Ibu Dr. I Gusti Ayu Diah Yuniti, M.Si., Ibu Dr. Ni Putu Sukanteri, S.P., M.Agr., dan Bapak Kadek Apriada, S.E., M.M., dalam melaksanakan pengabdian demi kemajuan perempuan dan kesejahteraan masyarakat Desa Jatiluwih,” ujar Nengah Kartika. (AR)