DENPASAR, Lintasbali.com – Vaksin sinovac akhirnya sudah diterima Gubernur Bali Wayan Koster dalam acara pencanangan vaksinasi, Kamis (14/01/2021) lalu dan menjadi orang pertama di Bali sebagai contoh sekaligus menghilangkan persepsi rasa takut bagi masyarakat yang akan diberi vaksin.
“Kita melihat Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur Bali Wayan Koster yang sudah divaksin, itu juga memberi dampak psikologis yang baik untuk masyarakat agar mereka bersedia divaksin. Bahkan, sebenarnya diuntungkan jika diberikan vaksin, karena imun kita akan naik dan ketika imun naik virus yang mau masuk akan tertahan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (17/1).
Selama ini sempat berhembus kabar vaksin sinovac dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik atau efek samping berlebihan bagi individu. Namun demikian, Suarjaya menyangkal isu itu tidak benar. Bahkan, hingga kini tidak ada kendala kesehatan yang dialaminya.
“Diberi vaksin ini menjadi salah satu upaya untuk menyakinkan masyarakat, bahwa semua pejabat publik bersedia divaksin. Setelah divaksin ada masa observasi selama 30 menit untuk melihat ada tidaknya kejadian usai diimunisasi atau istilahnya efek samping vaksin. Maka semua pejabat terpantau aman dan pemerintah juga sudah menjamin bahwa vaksin sinovac yang digunakan telah dilakukan uji secara klinik yang baik, aman dan efektif,” paparnya.
Suarjana menerangkan bahwa pemberian vaksin dari pemerintah pusat sudah melalui uji klinik dan pengecekan laboratorium sehingga aman untuk calon penerimanya.
“Yakinlah vaksin ini efektif dan tidak ada masalah. Untuk sasaran ya harus menerima, jadi bukan hak, sesuai dengan UU Wabah 4 Tahun 1984 bahwa vaksinasi adalah upaya pencegahan yang wajib dilakukan seluruh masyarakat,” terangnya.
Untuk kejadian ikutan pasca imunisasi (Kipi), bagi penerima vaksin bisa saja muncul ruam-ruam merah dan rasa nyeri. Akan tetapi, observasi setelah penerima vaksin sinovac di lapangan, dalam waktu 30 menit usai menerima vaksin tidak mengalami kendala Kipi dimaksud.
“Kipi-nya itu bisa ruam-ruam merah, nyeri, bahkan kadang-kadang bisa shock, dan ternyata ini semua aman. Jika benar ada efek kejadian ikutan segera bisa langsung kontak ke petugas tenaga kesehatan, tapi yang paling krusial adalah 30 menit awal,” katanya.
Selain itu, untuk isu dampak stunting terhadap penerima vaksin sinovac turut dibantah Suarjana. Dia menilai cukup banyak berita hoax di masyarakat, jadi tidak benar wacana stunting dimaksud.
“Tidak benar ada dampak stunting usai mendapat vaksin, bagaimana ceritanya orang baru divaksin kemudian mengalami stunting. Makanya hoax ini banyak sekali beredar,”
Sebelumnya, terhadap pejabat di atas umur 60 tahun harus menanti pemberian vaksin dengan jenis berbeda.
“Umur Pak Wagub di atas 60 tahun, tapi nanti akan divaksin dengan jenis vaksin yang berbeda, termasuk Ketua IDI Bali juga umurnya di atas 60 tahun juga,” ucapnya.
Gubernur Bali Wayan Koster sebelumnya menegaskan bahwa kebijakan pemberian vaksin dari pemerintah tujuannya baik dan tidak akan merugikan masyarakatnya.
“Kebijakan vaksinasi adalah pilihan terbaik untuk menjaga imunitas kekebalan tubuh kita dan meminimalisir penularan Covid-19, sehingga pandemi ini bisa kita segera lewati bersama-sama. Penanganan pasien Covid-19 semuanya sudah berjalan baik dan standarnya juga baik, apa yang dilakukan rumah sakit di Bali semua telah berjalan baik,” papar Gubernur Koster. (DK)