News

Dua Dekade Partai Demokrat, Berkoalisi Dengan Rakyat

DENPASAR, lintasbali.com – Memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke-20, DPD Partai Demokrat Provinsi Bali menggelar perayaan sederhana, Kamis (9/9/2021) bertempat di Sekretariat DPD Partai Demokrat Provinsi Bali.

Kegiatan diawali dengan persembahyangan bersama yang diikuti oleh pimpinan dan kader Partai Demokrat bertempat di Pelinggih setempat untuk memohon keselamatan dan doa restu agar Partai Demokrat tetap diberikan kesempatan melayani masyarakat.

Made Mudarta, Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali menyerahkan bantuan sembako kepada penyandang tuna netra, Kamis (9/9/2021)

Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, I Made Mudarta saat ditemui disela-sela kegiatan mengatakan, perayaan dua dekade Partai Demokrat juga dirangkaikan dengan kegiatan kemanusiaan berupa memberikan bantuan sembako kepada 25 orang penyandang tuna netra.

“Hari ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Pak SBY ke-72 sekaligus dua dekade Partai Demokrat, kita isi dengan kegiatan kemanusiaan,” kata Mudarta.

Perayaan dua dekade Partai Demokrat dirangkaikan dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali dengan tetap mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Made Mudarta, Ketua DPD Partai Demokrat Bali

Dengan tema ‘Partai Demokrat Berkoalisi Dengan Rakyat’ perayaan dua dekade Partai Demokrat juga dilaksanakan pertemuan virtual antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 6000 Kader Partai Demokrat se-Indonesia.

Mudarta mengatakan, sejak awal Partai Demokrat didirikan 20 tahun lalu, Partai Demokrat selalu berkoalisi dengan rakyat.

“Sejak 20 tahun lalu, Demokrat selalu bersama rakyat, karena rakyatlah yang berdaulat. Rakyat yang menentukan masa depan dan calon pemimpin Negara ini,” papar Mudarta penuh semangat.

Di tengah pandemi saat ini, Mudarta juga mengajak dan menghimbau seluruh masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes).

BACA JUGA:  Kwarda Bali Semprotkan Desinfektan

Bali memang identik dengan tradisi dan budaya. Hampir setiap hari masyarakat Bali melaksanakan upacara Yadnya dan upacara keagamaan lainnya yang mau tidak mau harus dijalankan dan tentunya memerlukan biaya.

“Perekonomian sulit saat ini. Upacara harus tetap jalan. Masyarakat sudah menjerit. Nafasnya sudah di tenggorokan. Pemerintah harus melakukan relaksasi dan menurunkan level demi kelangsungan hidup masyarakat di Bali,” pungkas Mudarta. (AR).

Post ADS 1