Badung – Pandemi Covid-19 memberikan dampak buruk terhadap industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Sejak Februari 2020, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis dan banyak objek wisata di Indonesia dan Bali khususnya menghentikan kegiatan operasional selama pandemic Covid-19.
Salah satu objek wisata di Bali yang mengalami dampak buruk akibat adalah pandemic Covid-19 adalah Pantai Pandawa dan Pantai Gunung Payung yang terletak di Desa Kutuh, Kabupaten Badung. Salah satu alternatif mata pencaharian yang dapat dikembangkan oleh masyarakat Desa Kutuh adalah budidaya rumput laut. Hal ini didukung oleh potensi perairan di Desa Kutuh yang sesuai untuk kegiatan budidaya perairan dan masyarakat Desa Kutuh sebelumnya merupakan pembudidaya rumput laut.
Salah satu objek wisata di Bali yang mengalami dampak buruk akibat adalah pandemic Covid-19 adalah Pantai Pandawa dan Pantai Gunung Payung yang terletak di Desa Kutuh, Kabupaten Badung. Salah satu alternatif mata pencaharian yang dapat dikembangkan oleh masyarakat Desa Kutuh adalah budidaya rumput laut. Hal ini didukung oleh potensi perairan di Desa Kutuh yang sesuai untuk kegiatan budidaya perairan dan masyarakat Desa Kutuh sebelumnya merupakan pembudidaya rumput laut.
“Melalui program ini diharapkan masyarakat ada yang mulai lagi membudidayakan rumput laut,“ ucap Nyoman Mesir.
Selanjutnya I Wayan Restu menyatakan bahwa budidaya rumput laut dapat dijadikan sebagai salah satu paket wisata yang ditawarkan untuk wisatawan.
“Budidaya rumput laut dapat dikemas menjadi wisata edukasi yang menawarkan wisatawan untuk menanam rumput laut pada kantong-kantong penanaman, memanen rumput laut dan selanjutnya melakukan pengolahan rumput laut menjadi makanan, kosmetik ataupun bioplastik,” ungkap Restu.
Materi penggunaan kantong diberikan oleh ketua tim pengabdian, Ayu Putu Wiweka Krisna Dewi, S.S.T.Pi. Materi yang disampaikan seputar potensi pengembangan rumput laut di Desa Kutuh, kendala dalam pengembangan budidaya rumput laut dan penggunaan kantong dalam budidaya rumput laut.
Masyarakat menyambut baik kegiatan ini. Hal ini terlihat dalam pertanyaan-pertanyaan dan tanggapan peserta saat sesi diskusi. Salah satu peserta sosialisasi, Ni Komang Ardiani menyatakan bahwa dirinya sangat tertarik untuk melakukan budidaya rumput laut lagi namun beliau menyatakan sulit untuk memulainya kembali karena sudah bekerja menjadi karyawan toko.
Diharapkan dengan sistem kantong beliau dapat membudidayakan rumput laut dan tetap bekerja sebagai karyawan toko.
Sebagai penutup, Jro Bendesa Adat Kutuh menyatakan bahwa tim udayana mengabdi diharapkan dapat berkordinasi dan bekerjasama dengan I Wayan Letra selaku manajer Pantai Pandawa untuk mengembangkan wisata edukasi budidaya rumput laut. (unud.ac.id)