AMLAPURA, lintasbali.com – Dalam rangka menyambut baik wacana dibukanya Border Pariwisata Bali, sejumlah komponen Pariwisata Bali menggelar Simposium sekaligus menyatukan diri dalam Deklarasi Moral melalui Forum Bali Bangkit sebagai upaya mendorong pemerintah untuk segera merealisasikan pembukaan Border Bali. Kegiatan Deklarasi Moral ini dilaksanakan di Wantilan Pura Agung Besakih, Rabu (16/6/2021).
Dr. (C) I Made Yoga Iswara, BBA, BBM, MM, CHA selaku penggagas kegiatan ini dalam sambutannya mengatakan kegiatan Simposium yang dirangkaikan dengan Deklarasi Moral ini adalah untuk menyamakan energi dan bersatu padu dalam kesiapan dan bagaimana menggagas Bali agar dibuka secara bertahap dengan tetap menerapkan Prokes dan manajemen resiko yang terstruktur.
Symposium Bali Open Border dan Deklarasi Moral ini diikuti oleh 32 Asosiasi Pariwisata yang tergabung dalam Forum Bali Bangkit adalah GIPI, PHRI, ASITA, IHGMA, HILLSI, AMPB, BHA, BVA, FORKOMDEWI, Paiketan Krama Bali, BASCOMM, SUKSMA BALI, HFLA, Gema Perdamaian, HPI, HIPMI, IFBEC, BALI MICE FORUM, BSWA, ASPERDA, BPPD BADUNG, HRA BALI, NCPI BALI, BWA, UHA, ICA BALI, IHKA, MASATA BALI, BCC, ISA BALI, dan AHLEI Community.
Momentum yang baik ini digunakan oleh Komponen Pariwisata Bali melalui Forum Bali Bangkit yang terdiri dari kumpulan Ketua Asosiasi dan Tokoh Pariwisata Bali yang memiliki sense of crisis, sense of urgency dan sense of empathy yang sama dalam mewujudkan Bali Bangkit melalui open border yang selected dan target serta dengan manajemen resiko yang aman dan terukur.
Isi dari Deklarasi Moral yang disampaikan antara lain 1). Mendukung penuh Pemerintah untuk membuka kembali border Bali pada bulan Juli 2021 dengan penerapan prokes CHSE yang ketat dan manajemen resiko yang aman serta terukur, 2). Bersama menjalankan dan mengawasi pelaksanaan prokes CHSE yang ketat dan konsisten dengan seluruh komponen pariwisata Bali, dan 3). Menerima penerapan sanksi jika terjadi pelanggaran atau ketidaksesuaian dalam pelaksanaan prokes CHSE pada Hotel, Villa, Restaurant, dan Industri Pariwisata lainnya.
Bali pernah berturut turut meraih predikat The Best Island Destination, bahkan pada masa Pandemi di tahun
2020 Bali tetap mempertahankan gelar The Best Island versi Traveller Choice TripAdvisor. Namun, nasib Bali tidak seindah kontribusinya, Pandemi yang telah memporak porandakan tatanan kehidupan dan ekonomi Bali dalam hitungan bulan dan seketika Bali menjadi lumpuh bahkan mati suri hingga pertumbuhan ekonomi Bali berkontraksi negatif 9.31% pada Tahun 2020.
Bali yang sebelum pandemi menjadi lokomotif Pariwisata Nasional dengan kontribusinya terhadap devisa pada Tahun 2019 mencapai 75 T dari total 270 T pencapaian nasional, angka tersebut hampir 30% dukungan Bali untuk Nasional. Saat ini Bali tidak berdaya dengan tekanan Pandemi Covid-19 dan menciptakan luka perih bagi pelaku pariwisata yang merupakan sektor unggulan Bali dan tumpuan perekenomian masyarakat di pulau Bali.
Secercah harapan muncul ketika Presiden Jokowi meninjau kegiatan vaksinasi untuk pelaku pariwisata di Bali pada tanggal 16 Maret 2021 dan Beliau memberikan gagasan serta harapan agar border Bali bisa dibuka kembali Juni/Juli 2021.
Telah banyak upaya yang dilakukan Pemerintah Pemprov Bali beserta segenap komponen masyarakat dalam menyikapi kebiasaan New Normal melalui program Verifikasi dan Sertifikasi untuk Industri Pariwisata yang hingga Tahun 2021 telah mencapai 1137 industri pariwisata dan juga gerakan vaksinasi yang dilaksanakan secara serentak dan simultan di seluruh Bali yang hingga saat ini sudah mencapai 1.5 juta penduduk dan masih tetap berlanjut.
Kondisi pengendalian Covid-19 di Bali semakin membaik atas kerja keras Satgas Penanggulangan Covid-19 Pemprov Bali dan didukung oleh seluruh komponen masyarakat Bali.
“Saya berharap Simposium dan Deklarasi Moral yang kami lakukan ini dapat meyakinkan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat untuk segera membuka Border Bali Juli mendatang,” pungkas Yoga Iswara yang juga Ketua DPD IHGMA Bali (Indonesia Hotel General Manager Association). (AR)