Business

Gapoktan Binaan BI “Merta Abadi” Sukses Ekspor Biji Kakao ke Eropa

DENPASAR, lintasbali.com – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Merta Abadi binaan Bank Indonesia di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabuapten Jembrana berhasil mengekspor 1 ton biji coklat ke beberapa negara di Eropa. Gapoktan ini memiliki total lahan seluas 6.300 hektar untuk penanaman Kakao.

Hal tersebut disampaikan Kadek Suantara, Ketua Kelompok Tani (KTT) Merta Abadi saat ditemui dalam acara peninjauan dan penjualan biji Kakao yang dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Rabu, 23 Februari 2022.

Kadek Suantara juga mengatakan, lokasi budidaya kakao dari Gapoktan Merta Abadi binaan Bank Indonesia di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana kedepannya akan dijadikan kawasan Agrowisata Edukasi Kakao.

Gapoktan Merta Abadi Binaan Bank Indonesia saat ini beranggotakan 29 orang dan ditambah 35 orang kelompok pendamping dengan luas lahan yang digarap seluas 70 hektar.

Saat ini, bibit kakao yang ditanam Gapoktan Merta Abadi hanya 25 hektar dan lahan yang baru menghasilkan seluas 15 hektar.

“Jadi kalau ada teman-teman lain yang akan belajar bertanam dan berbudidaya yang baik, kita akan berikan edukasi,” kata Kadek Suantara.

Gapoktan Merta Abadi sendiri menjadi kelompok tani binaan Bank Indonesia sejak tahun 2017. Suantara menambahkan, BI memiliki peran penting dalam membantu petani Kakao mulai cara budidaya, pembuatan pupuk, maupun penyediaan peralatan.

“Kita sangat bersyukur kepada BI yang telah membina kami di Gapoktan Merta Abadi menjadi maju seperti sekarang,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana Wayan Sutama menambahkan, Kakao menjadi produk pertanian unggulan di Jembrana.

Menurutnya, sektor pertanian memiliki potensi besar untuk meningkatkan PAD. Namun, selama ini kapasitas produksi coklat Jembrana belum sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan pasar, khususnya pemenuhan ekspor.

BACA JUGA:  OJK Gelar Gerak Syariah 2024, Kampanye Nasional Keuangan Syariah Selama Bulan Ramadan

“PAD Jembrana hanya Rp 140 miliar, tapi punya potensi untuk tidak miskin dari peningkatan sektor pertanian,” kata Sutama.

Hasil pertanian Kakao sendiri sampai saat ini telah masuk pasar ekspor di sejumlah negara di Eropa seperti Palrona di Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Belanda.

Dirinya menambahkan, hasil pertanian kakao di Jembrana sudah di ekspor ke sejumlah negara wilayah Eropa yaitu Belgia dan Belanda, Jepang, dan Amerika Serikat.

“PAD kita sangat kecil di tengah peluang yang luar biasa. Untuk ekspor sampai sekarang hanya biji kering fermentasi. Harapan ke depan nanti bisa ekspor produk olahan apakah turnip, pasta, maupun batangan,” jelas Wayan Sutama.

Tidak hanya itu saja, di Desa Candikusuma, Jembrana-Bali terdapat beberapa ibu-ibu petani dibawah binaan Bank Indonesia membentuk sebuah kelompok dengan nama Kelompok Wanita Tani (KWT) Kusuma Sari yang melakukan kegiatan pengolahan biji kakao menjadi cokelat batangan dan minuman serbuk.

Bahan baku pembuatan coklat berupa biji buah kakao yang sudah dipermentasi diperoleh langsung dari petani disekitar rumah produksi dan diolah di rumah cokelat KWT Kusuma Sari Desa Candikusuma, Jembrana – Bali.

Adapun produk yang dihasilkan oleh KWT Kusuma Sari berupa cokelat batangan dengan varian Dark Chocolate, Milk Chocolate, dan Mente Chocolate. Selain cokelat batangan KWT Kusuma Sari juga memproduksi Bubuk Minuman Cokelat.

KWT Kusuma Sari memasarkan berbagai macam produk turunan dengan bahan baku biji kakao dengan merk “COKELAT CK” Saat ini Cokelat CK dari KWT Kusuma Sari sudah banyak mendapat perhatian dari Pemerintah. (AR)

Post ADS 1