Seputar Bali

Gubernur Koster Kembangkan Lumbung Pangan Untuk Jamin Ketersediaan Beras Murah

Denpasar, Lintasbali.com – Guna memenuhi ketersedian kebutuhan pangan khususnya beras bagi krama Bali untuk sepanjang waktu secara terjangkau atau murah sebagaimana visi misi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru, Gubernur Wayan Koster melaksanakan program pengembangan Lumbung Pangan.

Untuk mengawali pelaksanaan program yang bertujuan mewujudkan kedaulatan pangan untuk Bali ini, Gubernur Wayan Koster secara simbolis menyerahkan bantuan kegiatan Lumbung Pangan Masyarakat dan revitalisasi lumbung pangan agar dapat dikelola untuk pemenuhan kebutuhan beras pada bulan Juli sampai Agustus saat secara umum ketersediaan beras relatif berkurang karena bukan musim panen padi. Penyerahan dilakukan kepada dua belas kelompok Lumbung Pangan dari lima Kabupaten se-Bali di Jaya Sabha, Denpasar, Kamis (25/6).

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan bantuan ini bertujuan untuk memperkuat peran Lumbung Pangan Masyarakat yang diberdayakan sebagai lembaga untuk mendukung program ketahanan pangan di provinsi Bali.

“Ke depan kita akan menjalankan program untuk menuju kedaulatan pangan. Tentu ini harus dilakukan secara bertahap. Salah satu unsur penting di dalam menuju ketahanan pangan ini adalah program ketahanan pangan yang harus kita galakkan di masyarakat,” kata mantan anggota DPR RI tiga periode ini

Salah satu unsur program ketahanan pangan itu kata Gubernur adalah lumbung-lumbung pangan yang harus dihidupkan direvitalisasi kembali diberdayakan sebagai satu lumbung untuk menampung produk-produk pertanian di Bali. “Jadi ini akan kita galakkan di Bali sebagai lumbung yang merupakan kearifan lokal masyarakat kita warisan dari para penglingsir kita di zaman dahulu,” ujarnya.

Ditambahkannya, beras sebagai pangan pokok masyarakat harus tersedia sesuai jumlah dan waktu kebutuhan serta terjangkau. Agar ketersediaan beras terjamin sepanjang tahun dan merata pada seluruh wilayah dan seluruh krama Bali dilaksanakan kegiatan pengembangan Lumbung Pangan untuk cadangan beras masyarakat.

BACA JUGA:  Polda Bali Gelar Syukuran HUT Bhayangkara ke-77

Sementara itu, Ketua Kelompok Lumbung Pangan Subak Anyar Desa Lalang Linggah, Kecamatan Surabrata, Tabanan I Made Sudiartawan mengatakan bantuan beras sebanyak dua ton yang diberikan kepada Lumbung Pangan sangat membantu ketersediaan beras apalagi masa pandemi Covid-19.

“Pada saat ini kami sebagian masyarakat sebagai petani merasakan dampak luar biasa yang disebabkan oleh virus tersebut perlu rasanya sebagai cadangan pangan kami di masyarakat,” ujarnya.

Ia mengatakan petani juga merasakan dampak pandemi karena memiliki anak dan keluarga yang berhenti bekerja. “Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan ini,” ujarnya.

Ketua Kelompok Subak Mekar Pertiwi, Desa Buana Giri, Karangasem Nyoman Gunasta mengatakan bantuan sebesar Rp 40 juta digunakan untuk ketersediaan beras untuk masyarakat khususnya di masa Corona ini. Menurutnya di Desa Buana Giri juga banyak warga terdampak seperti PMI yang dipulangkan dari luar negeri. “Mulai adanya Covid ini kami di desa membangun pasar adat nah kami juga di lumbung pangan mengadakan pasar murah,” ujarnya.

Meski saat ini masih banyak bantuan mengalir ke masyarakat, Gunasta mengatakan masyarakat mulai menyadari keberadaan lumbung pangan untuk mencari beras murah dan segar. “Sementara [yang mencari, red] beras di lumbung memang agak sepi karena masih ada bantuan. Kalau itu sudah berlalu mungkin masyarakat sudah tau [mencari beras dimana,red], karena di lumbung beras murah tapi beras segar,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan kegiatan lumbung pangan masyarakat diberikan kepada tujuh kelompok masing-masing sebanyak Rp 40 juta dan revitalisasi lumbung pangan kepada lima kelompok masing-masing beras sebanyak 20 ton. ”Baik bantuan uang maupun beras ini tujuannya supaya beras ini tersedia sepanjang tahun, khususnya pada kelompok-kelompok, pada wilayah yang kita anggap daerah rentan rawan pangan,” kata Wisnuardhana. (Rls)

Post ADS 1