DENPASAR, lintasbali.com – Setiap bulan November, seluruh Guru di Indonesia akan memperingati Hari Guru Nasional (HGN) 2021. HGN kali ini bertepatan pula dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI).
Sesuai tema HGN 2021 yaitu “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”, tahun ini, PGRI berulang tahun ke-76 sesuai Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, hari lahir PGRI ditetapkan pada 25 November. Sehingga pada tanggal ini juga ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional.
Makna peringatan HUT ke-76 PGRI dan Hari Guru Nasional pada 25 November 2021 tidak boleh hilang meskipun dirayakan di tengah situasi pandemi covid-19.
Hal tersebut disampaikan I Wayan Murdana, S.Pd., M.Psi, Kepala SMP Negeri 3 Denpasar saat ditemui diruang kerjanya Selasa, 23 November 2021.
“Kami tetap menjalankan apa yang menjadi arahan dari pimpinan dalam hal ini Kementerian Pendidikan serangkaian HUT PGRI dan Hari Guru Nasional 2021,” kata Murdana yang juga Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Denpasar.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan tantangan para Guru selama pandemi ini adalah bagaimana guru diajak mulai memanfaatkan teknologi dalam menyampaikan materi pelajaran melalui sistem daring (dalam jaringan/online).
“Sesungguhnya tantangan ini adalah awal dari keberhasilan kita dalam dunia pendidikan. Kedepannya kita diwajibkan harus bergaul dengan IT,” papar Murdana.
Seperti yang kita ketahui, pemerintah terpaksa meniadakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sejak pandemi melanda demi meminimalisir penyebaran Covid-19 kluster sekolah.
Sejak PTM ditiadakan, otomatis pembelajaran disekolah mulai dialihkan melalui daring. Pada awalnya memang menjadi persoalan bagi orang tua siswa karena harus menyiapkan sarana prasarana hingga kuota internet.
Murdana mengatakan, pandemi ini juga membawa dampak baik pula untuk guru. Para guru dituntut mampu mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi seperti Google Meet, Zoom Meeting, Cisco Webex, Skype dan aplikasi lainnya dalam menyampaikan materi kepada siswanya.
“Ada sekitar 60 persen paradigma guru sekarang sudah mulai meninggalkan paradigma lama dalam mengajar,” imbuh Murdana.
Menurut Murdana, yang namanya pendidikan jelas harus tatap muka. Karena dengan PTM akan ada sentuhan badan, interaksi dan komunikasi langsung.
Dirinya menambahkan, kedepannya jika PTM benar-benar dilaksanakan, jangan sampai guru itu meninggalkan teknologi. Cara konvensional mengajar dulu dapat dikolaborasikan dengan teknologi yang sudah dipelajari.
“Ini 3 hal penting sebagai seorang Guru. Pertama; Mari kita selalu menanamkan rasa optimis dalam mengelola pendidikan, Kedua; Jangan pernah menyerah dengan kondisi saat ini dan Ketiga; Profesionalisme kita sebagai Guru harus dipegang teguh,” pungkas Murdana. (AR)