Business

ICOPE 2025 Dibuka, Wamentan Sudaryono Ingatkan Tiga Prioritas Program Presiden Prabowo

DENPASAR, lintasbali.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, secara resmi membuka International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE) ke-7 pada Rabu, 12 Pebruari 2025 bertempat di Bali Beach Convention, The Meru, Sanur. Pembukaan ICOPE 2025 ditandai dengan pemukulan gong oleh Wamentan Sudaryono didampingi Dewi Lestari Yani Rizki – Conservation Director WWF-Indonesia; Agus Purnomo – Director, Sinar Mas Agribusiness and Food dan Jean Mark Roda – Regional Director CIRAD.

Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2025 adalah konferensi internasional yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali dan bertujuan menjadi platform ilmiah untuk pengembangan kelapa sawit berkelanjutan guna mengatasi tantangan lingkungan.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono

Tema konferensi tahun ini, “Transformasi Agro-Ekologis Kelapa Sawit: Menuju Pertanian yang Ramah Iklim dan Lingkungan”, mencerminkan urgensi sekaligus harapan. Urgensi karena dunia menghadapi ancaman nyata dari perubahan iklim dan lingkungan, serta harapan bahwa dengan inovasi dan kolaborasi, kita dapat membangun sistem pertanian yang lebih tangguh, adil, dan lestari.

Di tengah semakin besarnya tantangan perubahan iklim dan meningkatnya permintaan pangan global, transformasi di sektor kelapa sawit menjadi sebuah kebutuhan. Industri tidak bisa lagi hanya fokus pada peningkatan produksi tetapi harus mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan agro-ekologi ke dalam setiap aspek pertanian kelapa sawit.

ICOPE 2025 diselenggarakan bekerja sama antara Sinar Mas Agribusiness and Food, World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, dan CIRAD Prancis yang diikuti oleh sejumlah delegasi dari berbagai negara seperti India, Belanda, Perancis, Malaysia, Inggris, Finlandia, Kolombia dan Spanyol, untuk berkolaborasi dalam merumuskan formula keberlanjutan, iklim dan transformasi industri minyak sawit yang ramah iklim dan lingkungan.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Tandai Pembangunan PLN Hub, Pusat Ekosistem Transisi Energi dan Layanan Digital di Jantung IKN

Wamentan Sudaryono menyambut baik pelaksanaan ICOPE 2025 sebagai wadah berkumpulnya para akademisi, ilmuwan, pemerintah, lembaga keuangan, pelaku industri dan lembaga swadaya masyarakat untuk merumuskan keberlanjutan industri kelapa sawit berbasis penelitian ilmiah.

“Saya sangat menyambut baik pelaksanaan konferensi ini. Jika bersama-sama kita bisa jalan jauh dan lebih cepat, keberlanjutan sawit ini merupakan telur emas bagi kita,” kata Wamentan Sudaryono.

Wamentan menjelaskan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung tiga prioritas program yang diusung Presiden Prabowo Subianto, yaitu swasembada pangan, swasembada energi, serta hilirisasi industri.

Ia menyebut, melalui pengelolaan sumber daya alam yang bijak, Indonesia dapat mencapai kemajuan dalam sektor pangan dan energi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Ditempat yang sama, Jean-Pierre Caliman, Co-Chairman ICOPE 2025 mengungkapkan, pentingnya keterlibatan para pemangku kepentingan global dengan tujuan yang sama yakni mengubah tantangan lingkungan menjadi peluang untuk pertanian kelapa sawit yang lebih ramah iklim dan berkelanjutan.

“Kami di sini untuk berdiskusi, bertukar pandangan, dan mencari solusi kolektif demi masa depan industri kelapa sawit yang lebih baik dan cerah. Kelapa sawit tidak hanya merupakan bagian penting dari perekonomian global tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan iklim dunia,” papar Caliman.

Selain itu, Franky O. Widjaja, Chairman and CEO, Sinar Mas Agribusiness and Food dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa masa depan industri kelapa sawit bergantung pada inovasi berkelanjutan dan kolaborasi erat antara berbagai pihak.

Seperti pemerintah, pelaku usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat, akademisi, serta masyarakat. Kami telah berkomitmen untuk menerapkan praktik terbaik dalam pertanian berkelanjutan, serta melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem di sekitar kita.”

Lebih lanjut Franky berujar, konferensi ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen semua pemangku kepentingan terhadap keberlanjutan.

BACA JUGA:  PLN Pastikan Tarif Listrik Tidak Naik

“Melalui diskusi dan kolaborasi selama ICOPE 2025, diyakini akan menghadirkan solusi nyata untuk menjadikan industri kelapa sawit sebagai bagian dari solusi global terhadap tantangan iklim dan lingkungan,” imbuhnya.

Sementara itu, Dewi Lestari Yani Rizki, Direktur Konservasi Yayasan WWF Indonesia saat diwawancarai media mengatakan, pihaknya meyakini industri kelapa sawit dapat bertransformasi menjadi bisnis sustainable kedepan untuk mendukung capaian Pemerintah Indonesia yaitu penurunan emisi karbon dan juga menyelamatkan keanekaragaman hayati.

“Untuk itu perlu keseriusan bagi industri kelapa sawit untuk menerapkan tata kelola menuju keberlanjutan agar bisa menjawab tantangan pasar global,” ujar Dewi Lestari.

Jean-Marc Roda, Direktur Regional CIRAD, menyoroti peran acara ini sebagai katalis perubahan dalam menghadapi tantangan yang mendesak.

“ICOPE berupaya menjadi katalis perubahan. Kami percaya acara ini adalah tempat terbaik bagi para peneliti untuk berbagi data dan rekomendasi terkini untuk memandu evolusi sektor kelapa sawit. Kami sangat optimis terhadap perubahan yang telah kami capai sejauh ini dan percaya bahwa kolaborasi yang berkelanjutan, berdasarkan penelitian ilmiah terbaru, dapat terus menghasilkan evolusi yang diperlukan dalam industri kami,” papar Jean-Marc Roda. (LB/Ari)

Post ADS 1