DENPASAR, lintasbali.com – Menjadi resource center dalam pengelolaan dan pemanfaatan mangrove, Ekowisata Mangrove Batu Lumbang seringkali menerima kunjungan dari berbagai kelompok baik instansi, perguruan tinggi, sekolah, maupun masyarakat umum untuk mendapatkan edukasi terkait mangrove. Kali ini, anak-anak sekolah minggu Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Getsamani berkesempatan untuk mendapatkan edukasi terkait pelestarian mangrove di Kawasan Konservasi Tahura Ngurah Rai, Bali pada Sabtu, 29 Juni 2024.
Sejumlah 30 peserta anak-anak mendapatkan edukasi secara langsung dari KUB Segara Guna Batu Lumbang selaku pengelola ekowisata terkait pelestarian mangrove mulai dari awal mula konservasi mangrove dilakukan oleh para anggota kelompok nelayan sampai dengan berhasil memanfaatkan kawasan konservasi mangrove menjadi kawasan ekowisata yang saat ini dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.
Tidak hanya itu, anak-anak juga diberikan edukasi terkait jenis tanaman mangrove beserta fungsinya yang ada di kawasan konservasi mangrove, serta diajak untuk membuat tote bag bermotif ecoprint dengan metode pouding. Dan diakhir kegiatan anak-anak juga diajak secara langsung menyusuri keindahan Kawasan Konservasi Mangrove Tahura Ngurah Rai.
Kunjungan ini adalah dalam rangka kegiatan Bible Camp atau kegiatan pembinaan kerohanian. Sesuai dengan tema kegiatan yaitu Cinta Tuhan, Cinta Sesama dan Cinta Lingkungan, Ekowisata Mangrove Batu Lumbang dipilih menjadi lokasi kegiatan untuk memberikan pembelajaran secara langsung kepada anak-anak untuk lebih mencintai lingkungan yang dimulai dari usia sedini mungkin.
Ketua Pengurus Sekolah Minggu GKPB Jemaat Getsamani Ni Made Diana Erfiani menyampaikan bahwa kegiatan Bible Camp yang dilaksanakan di Ekowisata Mangrove Batu Lumbang ini adalah selain untuk memberikan pembelajaran nyata kepada anak-anak terkait lingkungan juga memberikan pengalaman baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya.
“Sangat bersuka cita sekali, apa yang kami dapatkan diatas ekpektasi, sangat memuaskan dari segi fasilitas yang diperoleh, lingkungan yang sangat bagus, dan secara khusus anak-anak mendapat pengalaman baru, jadi mereka bisa melakukan aktifitas susur mangrove menggunakan boat, terlebih lagi anak-anak yang naik kano itu pengalaman yang sangat baru bagi mereka dan saya yakin dengan pengalaman mereka hari ini, mereka akan menyampaikan hal ini ke teman-teman mereka yang lain, dan tentunya akan mengundang lebih banyak lagi masyarakat untuk bisa menikmati keindahan mangrove ini”, ujar Diana.
Selain menikmati keindahan mangrove, Diana juga menambahkan bahwa apa yang anak-anak dapatkan di Ekowisata Mangrove Batu Lumbang akan menjadi pembelajaran yang mempengaruhi sikap dan kepedulian anak-anak untuk lebih mencintai lingkungan di masa mendatang.
“Anak-anak bisa belajar secara real, bagaimana mereka bisa melihat bahwa ada kelompok masyarakat yang memang peduli terhadap lingkungan, termasuk juga kelompok nelayan yang ada disini, dan itu akan menjadi edukasi yang sangat bagus bagi mereka untuk menanamkan di hati mereka untuk cinta lingkungan dan bagaimana mereka juga bisa menjadi pahlawan-pahlawan lingkungan di masa mendatang,” pungkas Diana.
Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Bali I Made Harta Yasa menyambut baik kedatangan anak-anak sekolah minggu dari Gereja Kristen Protestan di Bali ke Ekowisata Mangrove Batu Lumbang untuk belajar terkait mangrove dan berharap Ekowisata Mangrove Batu Lumbang bisa menjadi pusat pembelajaran mangrove untuk para pengunjung dari berbagai usia.
“Kegiatan hari ini sangat positif sekali, jadi kita tidak hanya melaksanakan konservasi mangrove, namun juga menyebarluaskan edukasi terkait mangrove sehingga kita juga bisa mengajak seluruh lini masyarakat untuk turut memiliki kepedulian yang sama terhadap mangrove guna kelestarian lingkungan hidup kita dimasa mendatang, dan penting sekali edukasi ini diberikan mulai dari usia anak-anak hingga dewasa,” ujar Made
Made juga menambahkan bahwa penting bagi kita untuk memberikan edukasi lingkungan mulai dari anak-anak. “Pendidikan lingkungan perlu dilakukan sedini mungkin, untuk membantu mereka memahami pentingnya menjaga keindahan alam dan makhluk hidup disekitar mereka,” tambah Made. (Red/Rls).