Business

Jelang Nataru, TPID Denpasar Jaga Inflasi Kebutuhan Pokok

DENPASAR, lintasbali.com – Pada hari Rabu tanggal 8 Desember 2021, telah dilakukan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar dalam rangka menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru.

Rapat dilakansakan secara luring di Kantor Walikota Denpasar dan dipimpin oleh Wakil Walikota Denpasar dengan narasumber dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Perum Bulog Kanwil Bali, dan BPS Kota Denpasar, serta diikuti oleh seluruh anggota TPID Kota Denpasar.

Mengawali rapat HLM, Kepala BPS Kota Denpasar, Eman Sulaeman menyampaikan tingkat inflasi Kota Denpasar pada November sebesar 0,71% (mtm). Kota Denpasar menempati urutan ke-12 dari 84 kota yang mengalami inflasi.

Sejumlah komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Denpasar diantaranya canang sari, tarif angkutan udara, minyak goreng, emas perhiasan dan air kemasan. Sementara itu, beberapa komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga ialah mangga, mainan anak, popok bayi sekali pakai, susu cair kemasan dan sawi hijau.

Donny H. Heatubun selaku Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menambahkan bahwa berdasarkan Survei Pemantauan Harga yang dilakukan Bank Indonesia pada minggu pertama Desember 2021, terdapat tiga komoditas yang terpantau mengalami kenaikan harga cukup tinggi yaitu angkutan udara, minyak goreng dan cabai rawit.

Kenaikan harga tersebut disinyalir sebagai akibat dari kenaikan permintaan seiring dengan pariwisata di Bali yang mulai bangkit dan kenaikan harga CPO yang berlaku secara nasional. Di samping itu, berdasarkan data neraca pangan 9 (sembilan) komoditas, Kota Denpasar tercatat mengalami defisit 8 komoditas dan surplus 1 komoditas. Artinya, sebagian besar pasokan bahan pokok di Kota Denpasar disuplai oleh dari daerah lain.

BACA JUGA:  Setelah adanya Vaksin, ini Harapan Pelaku Pariwisata di Bali

Berdasarkan data neraca pangan tersebut, Donny mendorong TPID Kota Denpasar untuk melakukan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan daerah lainnya, baik di dalam maupun luar Provinsi Bali. KAD tersebut memiliki peran strategis untuk mendukung ketersediaan stok dan kelancaran distribusi bahan makanan di Kota Denpasar.

Di samping itu, TPID Kota Denpasar juga perlu membentuk BUMD Pangan sebagai penyeimbang harga bahan pangan di pasar agar tidak sepenuhnya ditentukan oleh pemain swasta. Dengan demikian, program pengendalian inflasi oleh TPID Kota Denpasar akan berjalan lebih efektif.

Kepala Bulog Kanwil Bali, Mohammad Alexander menyebut jumlah stok bahan makanan di gudang Bulog saat ini masih dalam keadaan yang mencukupi untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Kota Denpasar.

Saat ini Bulog memiliki 22 unit gudang dengan kapasitas 41.500 ton dan 921 outlet RPK (Rumah Pangan Kita). Dalam rangka pengendalian inflasi, Bulog juga ikut serta melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menginstruksikan agar Dinas Perindustrian dan Perdagangan lebih mengintensifkan pemantauan harga bahan pokok di pasar, Dinas Perhubungan untuk memastikan kelancaran distribusi pangan terutama menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru, Dinas Pariwisata agar lebih meningkatkan promosi dan membangkitkan pariwisata agar perekonomian Kota Denpasar semakin menggeliat, serta Dinas Pertanian untuk meningkatkan hasil produksi bahan pangan terutama beras.

Dalam kaitannya dengan program unggulan untuk TPID Award tahun 2022, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan diarahkan untuk lebih mengoptimalkan penggunaan aplikasi SIPAPA (Sistem Informasi Penyedia Ketersediaan Pangan). (Rls)

Post ADS 1