DENPASAR, lintasbali.com – Pertanian merupakan salah satu sektor yang mendukung perekonomian di suatu negara maupun daerah. Perekonomian akan berkembang apabila sektor pertanian dikelola dengan baik dan tepat guna. Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi yang di aplikasikan dalam sektor pertanian. Teknologi dapat berjalan apabila ada dukungan listrik. Dengan adanya teknologi pertanian, maka sektor pertanian akan lebih maju, ekonomis dan lebih ramah lingkungan.
Seperti program Electrifying Agriculture yang dikeluarkan oleh PLN untuk kemajuan sektor pertanian di Indonesia. Electrifying Agriculture merupakan program PLN dengan mengajak para petani untuk beralih ke alat-alat dan mesin pertanian berbasis listrik sehingga lebih maju dan modern dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya operasional.
Manager Komunikasi PLN UID Bali, I Made Arya menjelaskan bahwa program Electrifying Agriculture menjadi salah satu terobosan PLN dalam mendukung peningkatan perekonomian melalui pertanian.
Pamanfaatan listrik dan teknologi di sektor pertanian dapat dilihat dari penggunaan metode sprinkler, yaitu sistem otomatis penyiraman tanamam dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Pemanfaatan listrik di sektor pertanian juga dapat dilihat dari budidaya tanaman buah naga dengan menggunakan ratusan lampu untuk pertumbuhannya.
Salah satu pertanian yang memanfaatkan penggunaan listrik untuk pertanian yaitu penggunaan sprinkler untuk proses penyiraman pada Kelompok Tani Sejati, Banjar Dalem, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura di Indonesia, yang memiliki banyak manfaat dan memiliki nilai ekonomis tinggi, serta mempunyai minat pasar yang cukup baik.
Petani bawang merah di Desa Songan B Kintamani sudah menggunakan sistem sprinkler untuk proses irigasi penyemprotan bibit bawang yang airnya diambil dari Danau Batur. Irigasi curah sprinkler juga mampu berfungsi untuk mengontrol pemberian air pada tanaman bawang merah dan dapat menggunakan untuk mengontrol iklim.
Ketut Lama, Ketua Kelompok Tani Sejati, Banjar Dalem, Desa Songan B, Kitamani, Bangli mangatakan mampu panen sebanyak empat kali dalam setahun dan hasil panennya dapat dijual sebesar Rp21.000 – Rp22.000 per kilogram.
“astungkara sistem sprinkler sangat membantu kami. Satu hektar lahan kami mampu menghasilkan 40 ton bawang merah dalam sekali panen,” kata Ketut Lama saat ditemui pada Senin, 11 Desember 2023.
Tidak hanya listrik untuk sistem sprinkler, listrik juga membantu petani untuk proses penyinaran dalam budidaya tanaman buah naga. Salah satu pertanian yang memanfaatkan listrik untuk pertanian yaitu Kelompok Tani Kubuahi yang ada di Desa Lebih, Kabupaten Gianyar. Perkebunan buah naga ini memanfaatkan keandalan listrik dengan memasang 325 titik lampu berdaya 1300 VA.
Pemanfaatan listrik dalam program Electrifying Agriculture untuk proses penyinaran tanaman buah naga tersebut terbukti dapat membantu petani meningkatkan produktivitas buah karena tanaman menjalani proses fotosintesis selama 24 jam yang berdampak pada tanaman selalu berbuah dan tidak mengenal musim.
Dilansir Lintas Bali dari laman resmi PLN web.pln.co.id, program Electrifying Agriculture merupakan inovasi PLN untuk mengajak para pelaku di sektor agrikultur untuk beralih menggunakan alat-alat dan mesin produksi berbasis listrik sehingga lebih maju dan modern. Program EA juga menjadi bagian dari langkah strategis perseroan dalam upaya mendukung pengentasan kemiskinan melalui sektor ketenagalistrikan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, melalui program EA, PLN ingin mendukung pelaku usaha di sektor agrikultur untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional yang berujung pada peningkatan keuntungan. Program ini juga membuat kegiatan usaha dari pelaku bisnis menjadi lebih ramah lingkungan.
“Lewat program EA ini kami juga mendukung Pemerintah untuk menguatkan ketahanan pangan nasional,” kata Darmawan. (Red/AR)