DENPASAR, lintasbali.com – Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana menyelenggarakan kuliah umum kebanksentralan yang bertajuk “Peran dan Fungsi Bank Indonesia (BI) dalam Pemulihan Ekonomi pada Masa Pandemi”, Kamis 26 Agustus 2021.
Hadir pada acara tersebut, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda, didampingi Asisten Manager di Unit Pengelolaan Uang Rupiah, Gerhard Revilino sebagai narasumber dan tuan rumah Dr. Dra. Anak Agung Istri Ngurah Marhaeni, SE., M.S, Koordinator Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana.
Acara tersebut dihadiri secara daring oleh kurang lebih 350 peserta yang merupakan pengajar dan mahasiswa S1, S2, dan S3 pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Udayana.
Marhaeni berharap agar kuliah umum ini dapat terus berlanjut, setidaknya satu kali dalam satu semester. Hal ini mengingat informasi mengenai perekonomian dan kebijakan Bank Indonesia terkini sangat bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa, terutama bagi mahasiswa yang sedang menyusun karya ilmiah.
“saya berharap melalui kuliah umum ini dapat memperluas wawasan mahasiswa mengenai peran dan fungsi BI sebagai Bank Sentral di Indonesia, terutama mengenai kebijakan terkini BI dalam mendorong pemulihan perekonomian di masa pandemi Covid-19,” kata Marhaeni.
Sementara itu, Rizki dalam paparannya menjelaskan perbedaan bank sentral dengan bank komersial, kedudukan BI dalam tata negara, visi, misi, tujuan dan tugas BI.
Rizki juga menjelaskan bagaimana BI meramu kebijakan yang dimilikinya (policy mix), yaitu kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial, dan kebijakan sistem pembayaran, serta kebijakan pendukung setiap bulan.
“Dalam prakteknya BI tidak bisa bekerja sendiri, tetapi harus berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga lain, terutama OJK dan LPS dalam menjaga kestabilan sistem keuangan,” kata Rizki.
Ditambahkannya, dalam upaya membantu pemerintah dalam mengatasi defisit fiskal yang besar selama masa pandemi ini, BI membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana.
Dirinya juga menjelaskan pentingnya peran UMKM dalam perekonomian Indonesia. Peran UMKM ini dapat diakselerasi dengan digitalisasi, baik dari sisi produksi maupun dari sisi pemasaran.
Di kesempatan yang sama, Gerhad menjelaskan dalam memastikan kelancaran sistem pembayaran tugas dan peran Bank Sentral dalam mencetak dan mengedarkan uang Rupiah.
“Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki hak tunggal untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang kertas dan uang logam,” kata Gerhard.
Selain itu, dijelaskan juga peranan Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa dan peranannya dalam perekonomian, dengan tagline 3 Cinta, 3 Bangga dan 3 Paham. (Rls)