News Pendidikan Seputar Bali

Ketut Swabawa, CHA : SISWA TRAINEE “Tantangan dan Peluang”

DENPASAR, lintasbali.com – Semua memaklumi kondisi di hotel di masa pandemi ini yang mengedepankan cost effectiveness dan gesit berupaya mendapat peluang bisnis yang sangat terbatas. Beberapa hotel tampak mempekerjakan siswa dan mahasiswa training / magang, ini tentunya bagus dalam menjembatani dua sisi dimana sekolah / kampus pariwisata dan perhotelan butuh tempat magang, sementara hotel membutuhkan tenaga kerja dengan biaya murah atau bahkan mengurangi komponen biayanya.

“Tapi sayangnya dari beberapa hotel yang sempat saya kunjungi sejak beberapa bulan ini, banyak tenaga training yang memang benar-benar masih pemula banget. Mereka kuliah di LPK-LPK dengan mengambil program 1 atau 2 tahun. Sebagai pemula banget maka sangat dimaklumi kelemahan product knowledge dan kompetensi kerjanya,” kata Ketut Swabawa, CHA seorang praktisi pariwisata yang aktif sebagai professional trainer dan juga hotel consultant saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Minggu (23/5/2021).

Ketut Swabawa, CHA

Lebih lanjut dirinya menyampaikan bahwa pihak hotel punya kewajiban extra keras dalam memberikan orientasi awal tentang hotel beserta konsep dan fasilitasnya selain tentunya juga mengenalkan job tasks yang spesifik.

“Saya bahkan sering mendengar jawaban dari para trainee itu ketika saya tanya dari kampus mana, dan saya sangat kenal dengan kampus-kampus tersebut. Ini perlu menjadi evaluasi rekan-rekan di LPK bahwa peserta latih yang hanya baru mengikuti kelas teori 6 bulan di kampus di masa pandemi sekarang lanjut terjun ke industri mesti disiapkan jauh lebih baik dibanding masa sebelum pandemi,” papar Swabawa.

Hal ini tentunya beralasan karena dulu mereka sifatnya sebagai helper namun di masa pandemi tenaga mereka ada yang dimanfaatkan sebagai tenaga pelayan utama.

“Dan itu bukan hanya di area Sanur atau Seminyak, minggu lalu saya di Lovina bahkan sebelumnya di Candidasa juga bertemu hal demikian. Jawaban polos mereka mengatakan “maaf Pak saya anak training” tentunya unacceptable dalam pelayanan kepada tamu. Apalagi dengan pakaian kerja berlogo nama kampus mereka, kan image kampus juga menjadi kurang baik ya,” imbuhnya.

BACA JUGA:  Denpasar Tambah Kasus Sembuh Covid-19 sebanyak 95 orang

Swabawa berharap para peserta didik dan latih di masa sekarang dapat memiliki skill competency yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya seiring adaptasi kebiasaan baru dimana SOP di hotel telah diimprovisasi dengan tambahan adaptasi pada standar CHSE.

Salah satu strategi menurutnya yang bisa diterapkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan dalam merespon hal itu adalah melalui momentum sistem orientasi mahasiswa dan siswa baru yang lebih inovatif. Untuk memantapkan motivasi diri mereka menyerap ilmu dan mengenal dinamika industri yang bergerak cepat.

“Jika di masa sekarang mereka bisa menunjukkan prestasi dengan berkontribusi positif bagi tempat trainingnya, maka mereka punya peluang bagus untuk dipekerjakan secara langsung atau setelah wisuda. Untuk menggantikan staff yang mengundurkan diri karena terlalu lama dirumahkan, atau sebagai strategi manajemen hotel dalam memasukan tenaga fresh dalam tim kerja ke depannya” pungkas Swabawa. (SW)

Post ADS 1