Uncategorized

Ketut Swabawa : Digital Pariwisata Bali masih Lemah

DENPASAR, lintasbali.com – Pariwisata merupakan sektor industri global yang dapat menggabungkan berbagai lintas sektor menjadi kegiatan yang terintegerasi. Domain yang ada pada rekreasi dan perjalanan wisata mampu menarik gerbong pendidikan untuk SDM, perdagangan untuk pemenuhan kebutuhan berbagai barang dan jasa industri, kesehatan sebagai kebutuhan pelancong, perbankan dalam jasa transaksi keuangan, demikian juga sektor pertanian – peternakan – kelautan yang dapat berkontribusi dalam kebutuhan di pariwisata.

Namun sayang sekali terpuruknya industri pariwisata akibat pandemi COVID-19 yang begitu besar pengaruhnya pada perekonomian bangsa ini kurang tertangani dengan baik dari sisi digitalisasi.

Demikian disampaikan I Ketut Swabawa, CHA, pelaku pariwisata Bali saat dihubungi melalui telepon telepon, Jumat (16/7/2021). Dirinya menyampaikan Pariwisata tidak bisa lepas dengan konsep kreatifitas.

I Ketut Swabawa, CHA

“Sekarang ini semua terfokus pada COVID, ya kita maklumi karena menyangkut keselamatan bangsa. Namun jika mempertimbangkan potensi pariwisata yang luar biasa ini seharusnya celah sekecil apapun harus ditempuh. Karena berbagai pembatasan di berbagai negara, seharusnya promosi dan program Virtual Tour dapat diluncurkan dengan konsep digital secara kontinyu”, kata Swabawa.

Ditambahkannya, Bali yang menjadi destinasi favorit dunia akan selalu dirindukan untuk dikunjungi. “Kita tidak ambisius bahwa besok turis harus datang karena promosi digital itu, tapi secara digital kita dapat menguatkan engagement dengan international market. Belum ada saya lihat lembaga khusus menangani ini, mempromosikan Bali dengan berbagai pilihan platform digital yang ada. Virtual tour kan bagus sekali sebenarnya untuk mengobati kerinduan wisatawan pada Bali. Kalaupun pernah ada itupun dilaksanakan secara parsial dan tidak berkelanjutan. Semua destinasi diluncurkan secara bergilir dalam promosi dan dipandu secara virtual. Ini kan bagus sebagai langkah pararel menuju kesiapan open international border nantinya”, papar Swabawa yang juga Sekretaris wilayah MASATA Bali.

BACA JUGA:  Terapkan QRIS dan E-Semeton, Pasar Tradisional Phula Kerti Menjadi Pasar Rakyat E-Digital.

Ia juga mengingatkan bahwa jangan mudah pasrah atau pesimis bahwa promosi akan sia-sia karena belum ada prospek bagus kedatangan wisatawan. Yang ditargetkan seharusnya customer engagement, sehingga dunia bisa salut pada usaha yang dilakukan di masa sulit sekalipun. Sebagai sebuah sistem tata kelola yang bagus dan terintegerasi memanglah seharusnya demikian, memikirkan yang tak terpikirkan dan melakukan hal yang kecil namun impactful di tengah kesulitan.

Wacana digitalisasi pariwisata yang banyak dibahas di berbagai pelatihan, FGD dan webinar serta lainnya harus diaktualisasikan. “World is in hands, dunia ada di genggaman. Yaitu semua orang punya smartphone dan tidak bisa lepas dari dunia internet. Maka hal itu harus digarap pula secara kreatif dengan konsisten mempromosikan destinasi Bali. Ada 4,6 miliar jiwa dari 7,8 miliar di dunia di hingga tahun 2021 ini yang menggunakan internet dan sebagian besar mengaksesnya melalui smartphone”, pungkas Swabawa. (Sw)

Post ADS 1