Gianyar, Lintasbali.com – Setiap tanggal 10 Agustus ditetapkan sebagai hari Konservasi Alam Nasional. Konservasi Tukik Saba Asri yang merupakan binaan PT Indonesia Power Bali PGU bersama dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar menggelar kegiatan Bali Resik Sampah Plastik dan Pelepasan 10.000 ekor Tukik jenis Lekang bertempat di Konservasi Tukik Saba Asri, Desa Saba Gianyar, Jumat (7/8).
Kegiatan ini dihadiri oleh Sekda Kabupaten Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya, Kapolres Gianyar AKBP I Dewa Made Adnyana, Dandim 1616/Gianyar Letkol Inf. Frandi Siboro, General Manager Bali PGU Flavianus Erwin Putranto dan jajaran pejabat di lingkungan Kabupaten Gianyar. Seluruh rangkaian kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Sekda Gianyar pun mengutarakan apresiasinya terhadap eksistensi Saba Asri sebagai konservasi yang mengupayakan kelestarian penyu jenis Lekang. “Kita tahu bahwa habitat penyu ini semakin berkurang. Hal ini tentu harus ada gerakan masif terkait dengan pelestarian penyu. Bagaimanapun penyu termasuk binatang yang dilindungi oleh pemerintah, tentu ini menjadi apresiasi kita, pemerintah, ada seperti yayasan yang konsen terhadap pelestarian penyu harus kita apresiasi,” kata Wisnu Wijaya.
Perkembangan jumlah tukik yang menetas di penangkaran Eko Wisata Saba Asri setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan. Pada awal tahun 2020 hingga awal Agustus, jumlah tukik yang berhasil ditetaskan di Saba Asri terhitung mencapai 10.835 ekor. Tak mengherankan, jumlah tukik yang dilepasliarkan kali ini terbilang fantastis.
Sementara itu, General Manager PT. Indonesia Power Bali PGU, Flavianus Erwin Putranto dalam sambutannya mengatakan pihaknya konsern terhadap pelestarian lingkungan. Dalam hal ini menjaga ekosistem dan populasi penyu lekang di laut lepas. “Semoga upaya pelestarian yang kami lakukan ini, dapat berbuah manis dikemudian hari dan semoga apa yang kita lakukan hari ini dapat dicontoh oleh masyarakat sehingga dapat bersama-sama menjaga lingkungan”, kata Erwin Putranto. (Red/Rls)