GIANYAR, lintasbali.com – Pandemi Covid-19 memberikan pengaruh besar khususnya dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Situasi ini mengharuskan masyarakat untuk membatasi aktivitas mereka dan mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut juga menyebabkan adanya penyesuaian dalam berbagai hal, khususnya pada kegiatan pelestarian budaya.
Terletak di tengah kawasan budaya Bali yaitu Ubud, Amatara Agung Raka menjadikan budaya sebagai salah satu pilar pengembangan resort ini. Berdasarkan prinsip Tri Hita Karana dari Bali, yaitu menghormati lingkungan, Tuhan dan sesama mahluk hidup, Amatara Agung Raka dengan bangga menyelenggarakan sebuah lomba pelestarian budaya yaitu lomba membuat klakat dan ketupat, Rabu (30/1/2021).
Lomba membuat klakat dan ketupat diikuti oleh para perwakilan kelompok pemuda, khususnya dari wilayah Gianyar. Klakat sendiri merupakan rangkaian anyaman bambu yang umumnya dibuat sebagai salah satu sarana yang digunakan dalam upacara agama masyarakat Bali. Serta, ketupat adalah rangkaian anyaman janur yang disusun membentuk segi empat.
Para peserta juga dijamu dengan acara makan malam di tengah taman dengan pemandangan hamparan sawah hijau yang luas dan asrinya Amatara Agung Raka. Selain itu, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan seperti Tari Baris yang merupakan salah satu tarian tradisional Bali, serta pertunjukkan flair bartending.
Amatara Agung Raka sebagai tuan rumah dari acara ini berharap antusiasme dari para kelompok pemuda tersebut dapat menjadi awal dari pemulihan kembali kondisi kehidupan sosial budaya di Bali, khususnya Ubud.
Serta, menjadi satu semangat yang dapat membantu sesama untuk bangkit kembali dalam situasi pandemi saat ini dan menghidupkan kembali industri pariwisata-kreatif di Bali. (Rls)