News Seputar Bali

Lingkungan Tercemar, Desa Pemogan Denpasar Pikul Sampah Kiriman

DENPASAR, lintasbali.com – Letak geografis Desa Pemogan sebagai desa berada di muara hilir sungai Tukad Badung dan pesisir pantai Timur Denpasar yang dibatasi mangrove, menjadikan wilayah ini sebagai tempat penampungan berbagai sampah kiriman.

Tak dipungkiri setiap saat, pemukiman warga terletak di pinggiran bantaran sungai menjadi langganan banjir. Begitu juga wilayah ini harus menanggung beban ekologi ekosistem dalam areal manggrove, sungai dan pantai lantaran daerah sekitarnya adalah wisata Sanur dan Kuta merupakan Pariwisata Internasional.

Kepala Desa Pemogan Made Suwirya mengatakan, setidaknya ada lima sungai mengalir melewati desanya yang bermuara di sungai Tukad Badung. Sungai ini membentang dari Kabupaten Badung hingga Kota Denpasar dan hilirnya di Desa Pemogan.

Kepala Desa Pemogan Denpasar Selatan, Made Suwirya

Keadaan ini membuat masalah sampah dihadapi Desa Pemogan bukan hanya sampah warganya, tapi juga sampah dari daerah lain. Hal ini diungkapkan Made Suwirya di ruang kerja Kantor Kepala Desa Pemogan Denpasar Selatan pada Rabu (5/5/2021).

Sehingga menurut Suwirya, masalah sampah di wilayahnya merupakan persoalan pelik. Membutuhkan upaya holistik (menyeluruh). Baik dari pemerintah, pihak swasta termasuk pecinta lingkungan. Diperlukan edukasi khusus dan fokus untuk menyadarkan masyarakat dalam pengendalian sampah kiriman.

“Karena kita ada di irisan Desa Pemecutan Kelod, Dauh Puri Kauh dan Pedungan dan juga irisan dengan Kabupaten Badung. Jadi kita tidak bisa berdiri sendiri harus terintegrasi dengan eksternal (pihak luar Desa Pemogan). Butuh kerjasama penyadaran masyarakat akan menjaga kebersihan sungai,” ungkapnya.

Made Suwirya mengaku pihaknya berjuang melakukan segala hal dapat dilakukan untuk mengentaskan masalah sampah. Terlebih penyelesaian masalah sampah menurutnya menjadi salah satu konsen dalam kepemimpinannya di desa.

BACA JUGA:  Dukung Pengembangan Sistem Kelistrikan JMB, PLN dan Indonesia Power Rencanakan Penambahan Kapasitas Pembangkit di Bali

Salah satu upaya dilakukan yakni melalui program merevitalisasi sungai. Dengan membentuk komunitas-komunitas pencinta sungai dari masyarakat yang tinggal di pinggiran bantaran sungai bersama Komunitas Pencinta Sungai (KPS) Kota Denpasar.

“Kita menggugah kesadaran masyarakat salah satunya yang kita lakukan dengan membentuk komunitas pecinta sungai di masing-masing bantaran yang ada di masing-masing dusun yang dilewati alur sungai itu. Kita lebih ke penyadaran masyarakat betapa pentingnya menjaga kebersihan sungai,” paparnya.

Penanganan sampah ini, kata Made Suwirya, juga salah satu upaya yang dapat dilakukan desa untuk mengatasi masalah banjir yang hampir setiap tahun alami masyarakat Pemogan salah satunya disebabkan pendangkalan sungai akibat sampah.

“Jadi karena sampah menyebabkan sungai mengalami pendangkalan yang menyebabkan terjadi banjir,” ujarnya.

Pada kesempatan sama, Koordinator KPS Denpasar Selatan I Ketut Suastika mengatakan pihaknya secara pro aktif sudah bersinergi bersama pemerintah desa yang wilayahnya terdapat sungai. Melakukan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga sungai bersih. Membangun kesadaran bahwa ada potensi yang dapat dikelola jika sungai itu bersih. Misalnya diungkapkan Suastika sungai dapat menjadi tempat rekreasi baru.

“Jadi fokus kita saat ini adalah diedukasi masyarakat agar jangan membuang sampah ke sungai. Kita ingin membangun kesadaran bahwa pentingnya menjaga sungai tetap bersih, selain indah dan sehat ada potensi yang dapat dikelola. Salah satunya sebagai tempat rekreasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut pihaknya tidak memungkiri bahwa masih banyak mind set (pola pikir) masyarakat tidak peduli. Sehingga secara tidak langsung menganggap hal biasa sungai sebagai tempat pembuangan akhir sampah.

“Tidak dipungkiri masih banyak mind set masyarakat itu, berfikir membuat rumahnya bersih dengan membuang sampah tidak perduli meskipun mengotori tempat lain. Ketika terjadi banjir lalu pemerintah yang disalahkan. Mind set inilah yang ingin kita rubah. Kita ingin membangun kesadaran bahwa kalau sungai bersih bisa kita kelola potensinya sebagai tempat rekreasi,” tandasnya. (*)

Post ADS 1