DENPASAR, lintasbali.com – Menanggapi adanya pernyataan dari salah satu tokoh partai politik, I Gusti Putu Artha terkait pembenahan dunia pendidikan yang dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster mengenai perubahan status Sekolah Bali Mandara, Made Arimbawa selaku Kelompok Ahli (Pokli) Gubernur Bali Bidang Politik mengatakan apa yang disampaikan Politikus tersebut tidak terlepas dari nuansa politik.
Hal tersebut diungkapkan Made Arimbawa saat ditemui langsung oleh Jurnalis Bali Satu Berita, disela-sela kegiatannya di Denpasar, pada Senin (9/5/2022). Dirinya memandang pernyataan Putu Artha tersebut adalah pernyataan yang sah-sah saja, namun sarat akan nuansa politis yang sehingga dirinya menilai pernyataan tersebut hanya untuk menjadi daya tarik dari yang bersangkutan.
“Saya rasa ungkapan itu politik, dia mengecilkan dirinya kemudian menonjolkan prestasi, seakan-akan itu menunjukan kelasnya dia. Pertanyaan saya, pernahkan dia tau yang lebih parah daripada itu?” Ungkapnya secara gamblang.
Diketahui sebelumnya, seperti yang dikutip dari Nusa Bali, Kadisdikpora Provinsi Bali telah menegaskan bahwa tidak ada penghapusan (jalur siswa miskin di SMA Negeri/SMK Negeri Bali Mandara). Yang ada Disdikpora Provinsi Bali memastikan seluruh siswa miskin harus diterima di semua SMA/SMK di Bali.
Penerapan aturan SMA/SMK di seluruh Bali wajib menerima siswa miskin, diberlakukan agar tidak ada lagi stigma sekolah favorit dan sekolah tidak favorit. Selama ini, kesannya ada SMA/SMK yang distigmakan favorit dan tidak favorit, atau sekolah milik orang yang kaya.
“Nantinya, dengan pemerataan semua siswa miskin bisa diterima di seluruh SMA/SMK, hak mereka akan adil terakomodir. Ini bukan hanya berlaku di SMA Negeri Bali Mandara saja, namun seluruh SMA/SMK di Bali,” paparnya pada 2 Maret 2022 seperti yang dikutip dari Nusa Bali.
Selanjutnya, seperti yang dikutip dari Gatra Dewata, I Gusti Putu Artha, pada Selasa (10/5/2022) memabantah soal mencari pamor yang dituduhkan kepada dirinya tersebut, ia juga menekankan bahwa Gubernur Kosterlah yang mencari pamor kemana-mana, bukan dirinya. Putu Artha juga menyarankan kepada yang merasa untuk menjawab kritikannya kalo itu dianggap salah, malah ditantangnya debat terbuka untuk masalah pendidikan bagi siswa miskin ini.
“Saya tantang debat deh, siapa arsitek dibalik yang melengserkan Bali Mandara itu, Saya tantang debat podcast, ayo mau dimana? Agar rakyat menjadi juri yang adil, asal jangan saya yang bayar. Pemerintahlah,” ujarnya.
Selanjutnya, dirinya yakin bahwa ini order politik dari Jakarta yang membuat Koster tidak berkutik. Soal DPRD yang menjadi ranah ia sebutkan harusnya Gubernur bisa tegas juga, apalagi dibandingkan dengan untuk Desa Adat.
“Dilihat angka pembiayaan negara terhadap ini (SMAN Bali Mandara, Red) ini kecil, janganlah diganggu. Apa sebenarnya problemnya, tidak ada masalah sebenarnya sisi keuangan, tidak ada masalah hukumnya, dugaan kuat saya adanha order politik, “pungkasnya, sambil membantah tidak ada niatnya untuk menjatuhkan Gubenur Bali dan DPRD.
Di akhir tanggapannya, Made Arimbawa menambahkan, bahwa dirinya meyakini kalau Gubernur Bali Wayan Koster akan selalu menjaga roh Sekolah Bali Mandara sebagai sekolah yang punya kualitas dan manfaat. Dirinya juga mengatakan bahwa pernyataan yang dilontarkan langsung oleh Putu Artha perlu dicermati dengan baik, bahwa itu memang benar-benar bernuansa politik.
“Itu semua nuansa politik, kita perlu cermati itu. Saya paham! Kalaupun memang harus dilakukan diskusi, banyak tempat untuk bisa kita lakukan. Tetapi saran saya satu aja, jangan kebanyakan nyinyir-nyinyir seperti ini, kan bisa lebih elegan,” tegas Arimbawa. (LB)