DENPASAR, lintasbali.com – Meski proses pelelangan objek jaminan milik debitur Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Lestari diduga ganjil, eksekusi yang dilakukan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri (PN) Denpasar tetap dijalankan.
Eksekusi dari PN Denpasar dilakukan pada Rabu, 2 Februari 2022 atas aset milik debitur BPR Lestari atas nama I Made Sutrisna berupa tanah serta bangunan di Jalan Gatot Subroto IV No 7 Denpasar Utara, tanah di wilayah Kota Negara Kabupaten Jembrana, dua lokasi di kawasan Jimbaran Kuta Selatan Badung dan Wilayah Kota Kabupaten Tabanan. Dirinya akan melakukan upaya hukum terkait permasalahan ini.
Made Sutrisna menyebut pelelangan terhadap aset miliknya tidak transparan dan tidak patut. Seperti nilai aset dikatakan jauh di bawah harga pasar dan dirinya merasa sangat dirugikan.
“Kami sampaikan dalam pelelangan terkait administrasi patut diduga telah cacat hukum. Dimana selain nilai harga aset disinyalir dimainkan, hal lebih menarik adalah pemenang lelang dari aset kami semuanya merupakan pegawai BPR Lestari itu sendiri. Ini menunjukan proses pelelangan tidak transparan,” ungkap Made Sutrisna.
Jangan sampai disebutkan, dalam kondisi ekonomi tidak menentu hal ini dimanfaatkan oknum-oknum sebagai jalan merampas hak masyarakat melalui lembaga perbankan.
“Dari enam aset yang kami agunkan di BPR Lestari keseluruhan hasil lelangnya dimenangkan karyawan BPR Lestari. Ada apa ini? Bagaimana kinerja KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) Apakah proses lelang sudah transparan?,” paparnya.
Semetara juru sita PN Denpasar Rudi Suhartono saat eksekusi riil tanah Made Sutrisna menyampaikan, eksekusi dilakukan karena ada permohonan dari pihak pemenang lelang untuk melaksanakan eksekusi berdasarkan penetapan yang sudah dibacakan.
Rudi Suhartono menjelaskan, terkait keberatan dari debitur bahwa mereka sudah pernah dua kali melakukan gugatan. Ia menegaskan, sebagai pemenang lelang pembeli dari aset ini dilindungi undang-undang secara sah.
“Untuk masalah hukum, kami serahkan kepada pengadilan untuk memeriksa. Jadi beda hukumnya antara gugatan dan eksekusi. Apabila gugatan itu dimenangkan, akan dieksekusi kembali,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai pemenang lelang itu salah satu karyawan BPR Lestari, Rudi Suhartono mengatakan masalah itu bisa dibuktikan di persidangan.
“Ya itu kalau masalah itu kan bisa dibuktikan dalam persidangan”, kata Rudi Suhartono.
Untuk diketahui berdasarkan data informasi, aset milik Made Sutrisna di wilayah Gatsu ini telah dilelang dengan harga Rp 3,9 miliar lebih. Tercatat pemenang adalah I Kadek Wiryanata yang menjabat sebagai Kepala Cabang PT. BPR Lestari Bali di Hayam Wuruk.
Sedangkan, lima aset Made Sutrisna lainnya pemenangnya juga dari karyawan BPR Lestari. Total keseluruhan mencapai kisaran Rp 16,2 miliar. Padahal dikabarkan, aset tersebut dalam nilai jual (appraisal) ketika sudah pandemi Covid-19 mencapai Rp 22 miliar. (Tim)