MANGUPURA, lintasbali.com – Bali dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) pada 23-28 Mei 2022.
Penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction menjadi penanda berbagai pihak baik di tingkat lokal, nasional dan global dalam upaya pengurangan risiko. Pada konteks ini, media sangat berperan untuk membangun kesadaran publik dalam menghadapi ancaman bencana.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong saat bertemu dengan media dengan tema “Persiapan Indonesia Jadi Tuan Rumah GPDRR ke-7 Tahun 2022” di Trans Hotel Resort Kamis, 10 Maret 2022.
Usman Kansong menyampaikan bahwa peran media sangat penting dalam membangun kolaborasi dalam penanggulangan bencana, khususnya dalam menyampaikan informasi proporsional event internasional ini.
Kansong juga berharap masyarakat mendapatkan akses informasi seluas-luasnya sehingga semua pihak dapat pemahaman dan pengetahuan dalam upaya pengurangan risiko.
“Peran rekan-rekan media sangat krusial yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana agar risiko ini tidak berdampak terlalu besar kepada masyarakat,” ujar Kansong.
Sementara itu, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati mengatakan bahwa pesan penting yang bisa dikembangkan oleh teman-teman wartawan mengenai 3R, yaitu risk (risiko), responsibility (tanggung jawab) dan resiliensi (ketangguhan).
Hal tersebut tidak terlepas dari realitas Indonesia sebagai negeri rawan bencana. Raditya ini menekankan bahwa risiko ini harus menjadi tanggung jawab bersama sehingga ketangguhan setiap individu dapat terbentuk.
Semangat ini menjadi bagian dari penyelenggaraan GPDRR 2022 yang dapat secara konkret untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan secara luas kepada masyarakat.
Di sisi lain, Indonesia memiliki modalitas sosial yang bisa dijadikan kisah berhasil dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana. Di Bali, banyak cerita sukses yang bisa diangkat sebagai berbagai kisah kepada komunitas internasional.
Raditya mengingatkan kesadaran bersama sangat dibutuhkan untuk mewujudkan komitmen bersama dalam pengurangan risiko bencana. Media bagian pentahelik penanggulangan bencana memiliki kemampuan dalam mengkomunikasikan dan menggerakkan masyarakat dengan penjangkauan secara luas kepada masyarakat.
“Risiko adalah urusan bersama. Menghadapi risiko, kita memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan resiliensi bangsa,” ujar Raditya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Widiarsi Agustina menyampaikan event GPDRR ini bukan hanya seremoni.
“GPDRR ini merupakan semangat untuk ketangguhan,” ujar Widiarsi.
Di hadapan para jurnalis Bali, Widiarsi berpesan peran mereka terhadap roh jurnalistik yaitu kerja mengabdi kemanusiaan. Terkait dengan penyelenggaraan GPDRR di Indonesia, ia mengatakan bahwa sisi kemanusiaan ini yang harus diwujudkan. Persoalan risiko tidak bisa dilakukan oleh setiap individu atau satu bangsa.
Widiarsi mengajak untuk melakukan gerakan sosial untuk membangun kesadaran sehingga pada akhirnya ada perubahan perilaku di tengah masyarakat. Indonesia memiliki modalitas seperti gotong royong atau kearifan lokal lain yang dimiliki masing-masing daerah di Indonesia.
Menurutnya banyak cerita atau pun praktik baik di Indonesia yang bisa diangkat dan disampaikan kepada masyarakat, baik di dalam dan luar negeri. Misal di Bali, komunitas radio komunikasi Pasebaya berperan dalam mengedukasi warga lereng Gunung Agung di Kabupaten Karangasem atau kerja sama antara lembaga usaha dan sekolah di Tanjung Benoa dalam menghadapi ancaman bahaya tsunami.
Selain itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin menyatakan bahwa Bali telah siap sebagai tuan rumah penyelenggaraan. Berbagai persiapan telah dilakukan dalam menyukseskan event yang bersifat internasional atau pun membuka kembali sektor pariwisata.
Dalam konteks pengendalian Covid-19, Bali merupakan provinsi dengan capaian vaksinasi kedua tertinggi di Indonesia dengan cakupan dosis pertama lebih dari 104% dan cakupan dosis kedua sebesar 94,04 persen.
Temu media ini diselenggarakan oleh Tim Media Panitia Nasional untuk memberikan informasi dan membangun pemahaman bersama terhadap risiko, tanggung jawab dan resiliensi, khusunya juga dalam menyambut acara internasional GPDRR 2022 di Bali. (Rls)