AMLAPURA, lintasbali.com – Pada hari Senin, 28 Pebruari 2022 Pukul 10.30 wita bertempat di Wantilan Kantor Bupati Karangasem telah berlangsung mediasi antara Desa Adat Jasri dengan Desa Adat Perasi terkait dengan adanya pengerusakan ambu oleh org yg belum diketahui dilokasi lahan sengketa tapal batas Jasri dan Perasi, bertempat di wantilan Bupati Karangasem, Senin (28/02/2022).
Hadir dalam giat dimaksud Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, SH., MH., Kapolres Karangasem AKBP Ricko A.A. Taruna, S.H., S.IK., M.H., M.M. bersama dengan Pejabat Utama Polres Karangasem., Dandim 1623 Karangasem Letkol Inf. Sutikno Dody Trityo Hadi, Sekda Kabupaten Karangasem I Ketut Sedana Merta, S.T., M.T., Para Asisten Pemkab Karangasem., Kapolsek Karangasem AKP Dr. Putu Sunarcaya, S.H.,M.M., Camat Karangasem Ida Nyoman Astawa , S.STP., Plt Ketua MDA Kabupaten Karangasem I Made Putu Arianta, bersama petengan., Ketua MDA Alitan Kecamatan Karangasem I Nyoman Wijaya, S.Pd bersama 2 anggota
Adapun Perwakilan Desa Adat Jasri Bendesa Adat I Nyoman Mawi Yudistira,I Made Putra Ayusta, I Nyoman Putra Adnyana, I nyoman Sutirta Yasa dan I Ketut Kertia.
Sementara Perwakilan Desa Adat Perasi Bendesa I Nengah Suastika, SH., Klian Tinggi Kangin I Made Mujana, Penyarikan I Made Suartana, MKes, Pengrajeg Jro Wayan Pasek Gelgel, Palemahan I Wayan Suarta.
Kegiatan medoasi dibuka oleh Sekda Kabupaten Karangasem pada intinya menyampaikan bahwa dalam rangka menindaklanjuti kondisi yg terjadi td malam, semoga mendapatkan titik temu yg terbaik selaku warga Karangasem.
Dilanjutkan arahan dari Wakil Bupati Karangasem pada intinya menyampaikan menjelang hari raya Nyepi ini sangat baik digunakan utk saling instrospeksi diri, Kesepakatan di polres tanggal 19 Maret 2020 bukan kesepakatan tapal batas, MDA secepatnya utk memutuskan sengketa tapal batas sehingga tdk berlarut-larut, Diharapkan jangan ada gesekan, Jalin Komunikasi apabila akan melaksanakan upacara adat, Bedakan tapal batas dengan upacara adat.
Sementa Dandim Karangasem menyampaikan bahwa tolong nanti disampaikan sesuai dengan fakta ,Tidak adanya pengerahan massa utk saling bermusyawarah, Hargai dan pedomani kesepakatan.
Dilanjutkan arahan dari Kapolres Karangasem pada intinya Harapan sy kita satu tujuan membuat karangasem, aman, tertib, nyaman dan sehat, tidak ada ego kedua belah pihak, Pemasangan ambu bukan berarti klaim tapal batas, Pemasangan dan pencabutan agar koordinasi dengan MDA, Jangan melibatkan pecalang di lokasi saat hari raya nyepi, MDA segera putuskan sengketa adat, Kita sepakat tidak melihat lagi kebelakang, mari kita lihat masa depan, Mari kita sepakati ulang, apa keinginan kedua belah pihak.
Penyampaian dari Pihak Perasi yang disampaikan oleh I Nengah Suarta pada intinya :
– Ucapan terima kasih atas ketidakadilan yg kami alami
– Bahwa kami sangat menghargai sebagai tetangga desa
– Kami sdh memiliki 4 Pelinggih yang tersebar di 4 titik tapal batas
– Namun tetap kami menghargai, sesuai perda utk menentukan keabsahan melalui wicara adat
Penyampaian dari Pihak Jasri yg disampaikan oleh I Made Putra Ayusta
– Kami punya awig awig isake 1371 pada jaman raja Karangasem diberikan tgs utk memungut utpeti setiap tahun berupa buah kelapa sampai tahun 2020 tidak pernah terputus termasuk kegiatan memasang ambu
– Bukti klasiran jaman Belanda masuk wilayah jasri.
– Kami punya pandangan yg berbeda tentang status status qua, artinya kembali seperti semula.
– Pihak perasi silakan melakukan aktivitas sembahyang seperti dulu, tp kami juga sebalik bisa menjalankan adat kami seperti dulu
– Kami curiga adanya otak provokator dibalik permasalahan ini, mengingat Bendesa adat Ujung Hyang pernah dicari utk ikut menggugat tapal batas
– permasalahan pengerusakan akan kami lapor secara hukum
– mengingat karena ambu kami dirusak maka ambu akan kami pasang kembali wktu masih koordinasi dgn MDA
Penyampaian dari Plt. MDA Kabupaten Karangasem
– Permohonan maaf surat rekomendasi salah tanggal