Pendidikan

Membangun SDM Pariwisata Bali

Lintasbali.com – Ibarat membangun sebuah gedung yang cantik, megah dan kuat, beberapa tahapan dan proses yang sitematis harus dilakukan. Melakukan pengukuran lahan, membuat rancangan gambar, memastikan developer yang berkualitas baik yang akan mengerjakannya, membangun pondasi, membuat rangka gedung, dan memastikan kualitas gedung pada setiap bagian.

Sebuah gedung yang cantik, megah dan kuat tidak mungkin terwujud jika dilakukan tanpa perencanaan, dilakukan dengan tambal sulam, dan dikerjakan oleh tenaga kerja yang kurang berkualitas. Banyak tantangan pasti dihadapi untuk mewujudkannya.

Begitu juga ketika membagun SDM pariwisata, tahapan demi tahapan harus dilakukan sesuai dengan rencana. Berbagai strategi pembangunan yang melibatkan berbagai pakar pada setiap tahapanpun harus dilakukan. Sama halnya dengan proses membangun sebuah gedung, membangun SDM pariwisatapun tidak lepas dari tantangan.

Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia sudah selayaknya dapat membuktikan bahwa daerah yang dikenal dengan “Lokomotif Pariwisata Indonesia” ini memiliki SDM yang unggul. Saat ini kondisi SDM pariwisata bali belum bisa dikatakan merata kualitasnya. Bahkan peningkatan kualitas SDM pariwisata masih menjadi sebuah tantangan.

Melihat kondisi belum meratanya kualitas SDM dan perlunya peningkatan kualitas SDM pariwisata, dalam beberapa tahun belakangan di Bali bisa dilihat bermunculan berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan pariwisata baik formal dan nonformal. Berbicara mengenai SDM pariwisata yang unggul memang tidak akan terlepas dari lembaga pendidikan, baik yang berada pada tingkat menengah (SMK) dan tingkat tinggi (Sekolah Tinggi Pariwisata, politeknik, dan lainnya), serta lembaga-lembaga pelatihan kerja. Berbagai lembaga inilah yang merupakan bagian awal atau hulu dari pembanguan SDM pariwisata. Peran lembaga-lembaga ini bisa dikatakan sangat vital dan menjadi pondasi dari proses pembangunan SDM pariwisata.

BACA JUGA:  Buka Kampung Kompeten, Rai Mantra Ajak Generasi Muda Bersaing dan Berkompetisi Dengan Keahlian

 

Made Arya Astina (Dosen STPBI, Pengurus Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia dan Master Asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi).

Jika berbicara penyelenggaraan program pendidikan atau pelatihan pariwisata, ada tiga bagian yang menjadi tiang utama yang memiliki peran strategis dalam pendidikan dan pelatihan pariwisata. Ketiga pilar tersebut adalah kurikulum, pengajar (guru, dosen, instruktur), dan sarana pembelajaran/pelatihan. Ketika berbicara kurikulum Pendidikan dan pelatihan, pertanyaan yang sering muncul adalah “Sudahkan kurikulum yang diterapkan dapat menjawab kebutuhan industri pariwisata terkini?”.

Pertanyaan ini akan bisa terjawab jika pihak lembaga Pendidikan dan pelatihan bisa bertemu dengan semua pemangku kepentingan (industri pengguna lulusan) untuk menyusun kurikulum. Kurikulum yang disusun Bersama inilah yang dijadikan rujukan bersama dalam menyelenggarakan pendidikan atau pelatihan. Tentunya kurikulum tidak hanya dimaknai sebatas sebuah “dokumen mati”, namun kurikulum juga harus dimaknai sebagai “dokumen hidup” yang terus tumbuh berkembang mengikuti tantangan yang ada.

Dunia pariwisata terus berkembang. Guru, dosen, instruktur, materi ajar, sarana dan prasarana yang dibutuhkanpun harus terus tumbuh berkembang mengikuti jaman. Guru, dosen dan instrukturnya pun harus selalu mengembangkan diri mengikuti perkembangan. Selain itu, untuk memastikan kualitas para pengajar (guru, dosen, dan instruktur) pariwisata wajib memiliki pengakuan formal tentang kompetensinya. Sertifikasi metode mengajar/melatih dan sertifikasi teknis bidang pariwisata sebagai pengakuan atas kompetensi bidang pariwisata harus dimiliki oleh semua guru, dosen dan instruktur.

Masih banyaknya guru, dosen dan instruktur pariwisata yang mengajar tanpa berbekal pengalaman teknis bidang pariwisata. Masih ada juga guru, dosen dan instruktur pariwisata yang pernah memiliki keahlian teknis namun sudah tidak terkini lagi. Semua ini adalah merupakan tantangan dalam dunia pendidikan dan pelatihan pariwisata Bali dan juga daerah lainnya.

BACA JUGA:  Seminar Keselamatan Nuklir, Perkenalkan Pengetahuan Ketenaganukliran

Tantangan demi tantangan sedang dihadapi Bali dalam membangun SDM pariwisata. Namun, tidak hanya tantangan yang bermunculan, peluang dan kabar baikpun sudah mulai bermunculan. Dalam kaitannya dengan kebutuhan pengajar yang kompeten bidang pariwisata, beberapa tahun terakhir ini sudah banyak dijumpai para praktisi (GM, Kepala departemen hotel) yang masih berstatus aktif di berbagai usaha pariwisata (hotel, villa, dan usaha lainnya) ikut menyumbangkan kompetensinya untuk berbagi ilmu dan ketrampilan di berbagai lembaga Pendidikan dan pelatihan (sekolah, kampus, Lembaga pelatihan).

Tidak hanya secara konsisten ikut dalam mengajar, para praktisi hotel di Bali inipun ikut dalam menyusun materi ajar sesuai dengan kompetensinya. Selain ikut mengajar, mereka juga terus mengembangkan diri dengan melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka ini adalah para pimpinan usaha pariwisata (Hotel, villa) yang memiliki idealisme dan komitmen yang sangat tinggi dalam pengembangan SDM pariwisata Bali. Bergabungnya para akademisi dan praktisi (pakar) pariwisata Bali dalam membangun SDM pariwisata merupakan hal yang sangat positif dan hal ini belum tentu dijumpai di daerah lain.

Ibarat membangun sebuah gedung yang cantik, megah dan kuat, dalam membangun SDM pariwisata Bali yang unggul harus melibatkan semua pihak. Berbagai research SDM dapat dilakukan oleh pihak perguruan tinggi untuk mendapatkan temuan terkait pengembangan SDM Bali sehingga dapat dibuatkan perencanaan yang tepat. Untuk memastikan kualitas SDM, kerjasama lembaga pendidikan, lembaga sertifikasi profesi, dan dunia usaha pariwisata harus terjalin erat.

Memastikan guru, dosen dan instrukturnya berkualitas dengan melaksanakan uji kompetensi dan berbagai pelatihan berbasis kompetensi. Kolaborasi antara pengajar yang berlatar belakang akademisi dan pengajar yang berlatar belakang praktisi merupakan salah satu strategi yang dapat menjawab kebutuhan tenaga pengajar (guru, dosen, instruktur) pariwsata Bali yang berkualitas. Kolaborasi dan komitmen tinggi para pemangku kepentingan pariwisata Bali diharapkan akan dapat mewujudkan SDM pariwisata Bali yang unggul.

BACA JUGA:  Tahun 2020, Target Semua Lahan di Denpasar Tersertifikat

Ditulis oleh : Made Arya Astina

(Dosen STPBI, Pengurus Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia dan Master Asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi).

Post ADS 1