Badung, Lintasbali.com – Sejak Juni, Bank Indonesia bersama-sama dengan Pemerintah Daerah serta Perbankan telah melakukan kunjungan ke berbagai tempat di 9 Kabupaten/Kota di Bali dalam bentuk rangkaian kegiatan “Road To Penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru Di Provinsi Bali”.
Adapun salah satu agenda utamanya adalah dibukanya sektor pariwisata Bali tahap I untuk masyarakat lokal Bali pada 9 Juli 2020 dan dibukanya sektor pariwisata Bali II untuk wisatawan domestik pada 31 Juli 2020 lalu.
Trisno Nugroho, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali yang hadir dalam acara Launching Kecak New Normal dan Digitalisasi Sistem Pembayaran Berbasis QRIS di Uluwatu, Sabtu (22/8) mengatakan pandemi Covid-19 telah memberikan guncangan yang cukup keras terhadap perekonomian Bali.
Pada triwulan II 2020 tercatat kontraksi sebesar -10,98% (yoy) sebagai akibat dari penurunan kegiatan pariwisata. Pihaknya meyakini Kabupaten Badung sebagai tujuan wisata utama merupakan wilayah yang paling merasakan dampaknya. Oleh karena itu, Bank Indonesia sangat mendukung implementasi penerapan tatanan kehidupan era baru.
Dipilihnya Kawasan Objek Wisata Pura Uluwatu ini sangat tepat karena merupakan salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan baik domestik dan internasional dengan rata-rata kunjungan sebelum pandemi sebanyak 7.000 wisatawan per harinya.
Meskipun sempat ditutup untuk beberapa waktu tapi saya yakin, kedepannya Kawasan Objek Wisata Pura Uluwatu akan tetap menjadi tujuan wisata yang tidak mungkin dilewatkan oleh wisatawan saat berkunjung ke Bali. Karena belum ada yang mengalahkan sensasi menonton pertunjukkan Tari Kecak sambil menikmati keindahan sunset di Laut Hindia Selatan dari tebing karang tinggi seperti di Uluwatu ini.
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Bank Indonesia menjadi salah satu solusi alat pembayaran digital yang dapat diaplikasikan di semua sektor khususnya sektor pariwisata yang menuntut semuanya harus serba cepat, mudah, murah, dan aman.
Selain itu, QRIS sebagai kanal pembayaran juga menjadi solusi untuk membangkitkan sektor pariwisata dalam tatanan kehidupan era baru karena mendukung faktor clean, health, safety, and environment sustainability (CHSE) karena meminimalkan kontak fisik dalam bertransaksi.
Kawasan Objek Wisata Pura Uluwatu tidak hanya sudah menyediakan sarana dan prasarana protokol kesehatan tetapi juga telah mengadaptasi pertunjukkan Tari Kecak sesuai dengan prosedur era baru hingga mempersiapkan cara bertransaksi secara digital menggunakan QRIS untuk pembelian tiket.
“Saya berharap penggunaan QRIS ini kedepan dapat semakin diperluas di destinasi-destinasi wisata lainnya di Badung. Harapannya, dengan dioptimalkannya penggunaan QRIS selain mampu mencegah risiko penularan virus juga mampu mendukung pemulihan kegiatan ekonomi masyarakat Badung khususnya Desa Pecatu”, kata Trisno Nugroho. (Red/Rls)